Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Hikmah Bafaqih desak Pemprov Jatim dan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) lebih ketat memeriksa TKI yang datang.
"Jangankan 8 hari karantina, kalau bisa lebih. Belajar dari varian Delta kemarin yang dicurigai dibawa TKI. Jangan sampai kasus (COVID-19) di Jatim melesat lagi," kata Hikmah di Surabaya, Rabu (15/9/2021).
Hikmah menjelaskan, selama tahun 2021, ribuan TKI yang datang di Jatim dinyatakan positif COVID-19. Dia mencurigai, banyak TKI yang menggunakan dokumen ilegal, agar bisa memenuhi persyaratan penerbangan.
"Fakta di lapangan begitu, karena penerbangan jelas butuh swab PCR negatif. Kok sesampai di Juanda, diswab PCR malah positif? Jangan sampai, saat TKI ini datang terus diswab, selama mereka nunggu hasilnya ini gak dimonitor," ungkapnya.
"Pemprov harus menyediakan ruang tunggu sementara, transit yang memadai. Jangan sampai, dicampur di Asrama Haji, karena kapasitasnya juga terbatas, di Ketintang juga terbatas. Kalau sudah negatif, jangan dilepas dulu, dikarantina sampai 8-10 hari," sambungnya.
"Di Sampang saja, tempat karantina hanya kapasitas 50, padahal di sana, TKI hampir 4 ribu lebih yang pulang. Ini kan akhirnya tidak ada pengawasan, padahal metodenya dulu 3-5 hari dikarantina, sampai negatif 2 kali, baru dikarantina di kabupaten selama 5 hari. Tapi karena tempat karantina ini tidak memadai, ya banyak yang lolos langsung pulang ke keluarganya," katanya.
Dirinya meminta Pemprov Jatim jangan berpikir panjang untuk mengeluarkan anggaran, demi memaksimalkan tempat karantina.
"Kita gak ingin varian baru masuk. Kalau aspek kehati-hatian ini menimbulkan biaya, ini jauh lebih murah ketika, pemerintah harus menerapkan PPKM darurat, karena lonjakan kasus yang disebabkan varian baru," tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim, Himawan Estu Bagijo mengatakan selama tahun 2021 ini, ada 32.832 TKI yang pulang ke Jatim. Sebanyak 30.778 TKI selesai menjalani karantina. Mereka juga telah dipulangkan ke daerah masing-masing.
"Yang masih karantina ada 2.054 orang," ungkap Himawan di Surabaya, Selasa (14/9/2021).
Himawan merinci, sebanyak 1.795 merupakan warga Jatim dan 65 warga non Jatim. Mereka dikarantina di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Sisanya, ada 194 warga non Jatim yang dikarantina di Ketintang, Surabaya.