Rata-rata, per hari mereka mendapat uang Rp 1 juta. Uang itu harus dibagi 10 sampai 20 orang pemain. Seperti yang dilakoni grup kesenian Jaranan Buto Satria Muda, asal Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.
Selain berkeliling mengais rezeki, mereka juga mengaku ingin tetap melestarikan budaya asli Bumi Blambangan itu. Ketua Grup Jaranan Satria Muda, Muhammad Tegar Satria mengatakan, sudah hampir dua tahun dirinya bersama 50 orang personel lainnya harus gigit jari.
Karena sejak pandemi COVID-19, masyarakat di Banyuwangi tidak diizinkan untuk menggelar hajatan yang berpotensi mengundang kerumunan. "Para pelaku seni ini sudah lelah menunggu diperbolehkannya kembali manggung. Dengan cara ini kita bisa tetap melestarikan budaya sekaligus mendapatkan pemasukan untuk kebutuhan sehari-hari," kata Tegar, Selasa (14/9/2021).
Dirinya juga membeberkan, dalam satu hari berkeliling bisa mendapatkan saweran dari para penonton hingga Rp 1 juta. Saweran itu pun harus mereka bagi kepada 15-20 orang pemain gamelan dan penari Jaranan yang ikut berkeliling.
"Untuk sehari kita biasanya berhenti di dua tempat yang berbeda," ujarnya.
Sebelum pandemi, mereka biasanya manggung hingga 10-12 kali dalam sebulan. Total pendapatan yang didapat mencapai Rp 5 juta per orang.
"Dulu sebelum adanya pandemi kita bisa manggung hingga 10-12 kali dalam sebulan. Dengan total pendapatan sekali manggung bisa mencapai Rp 5 juta rupiah," terang Tegar.
Tegar berharap agar pandemi COVID-19 bisa segera berakhir. Selain itu perhatian dari pemerintah juga akan menjadi penyemangat dan optimisme para pelaku seni di Kabupaten Banyuwangi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar Banyuwangi), M Yanuarto Bramuda menyampaikan, hingga kini pihaknya masih terus melakukan pendampingan kepada para pelaku seni. Dikarenakan selama ini kegiatan dari para seniman harus dibatasi dengan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat oleh pemerintah pusat.
Menanggapi soal para pelaku seni yang berkeliling, Bramuda juga tidak melarang. Akan tetapi dengan syarat tetap mentaati protokol kesehatan.
"Jika pelaku seni harus berkeliling, Semua kita kembalikan kepada koordinator masih-masing. Sepanjang itu tidak melanggar aturan prokes dan tidak berpotensi melibatkan kerumunan dalam jumlah besar," ucap Bramuda.
Ke depan seniman diharapkan bisa mencari alternatif lain untuk memberikan penampilan melalui media sosial. "Pemkab Banyuwangi saat ini juga sedang membuat cara baru. Dengan menampilkan kreasi seni Jaranan maupun yang lainnya secara online. Agar seniman bisa tetap survive menghadapi kendala di masa pandemi COVID-19 ini. Diharapkan mereka nantinya tetap bisa berkarya," pungkas Bramuda.