Toko Buku Peneleh Tetap Buka Meski Hampir Tak Ada Pembeli

Toko Buku Peneleh Tetap Buka Meski Hampir Tak Ada Pembeli

Esti Widiyana - detikNews
Sabtu, 11 Sep 2021 18:31 WIB
Peneleh, Surabaya seperti membawa pengunjung ke zaman sebelum kemerdekaan. Sebab, banyak bangunan lawas yang masih kokoh tak termakan usia.
Toko Buku Peneleh/Foto: Esti Widiyana/detikcom
Surabaya - Toko Buku Peneleh merupakan toko buku paling tua di Kota Pahlawan. Toko ini berada di Jalan Peneleh Gang VII No 22.

Toko Buku Peneleh dibangun pada tahun 1880an. Toko ini berseberangan sekitar 10 meter dari Rumah Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto.

Saat detikcom datang, pintu Toko Buku Peneleh ditutup atau tidak terbuka lebar. Namun karyawan toko, Muhammad bergegas membukakan pintu tersebut.

Ia menceritakan kondisi toko buku milik Abdul Latif Zein tersebut. Abdul Latif merupakan salah satu orang di balik berkembangnya Muhammadiyah di Kota Pahlawan. Saat pandemi COVID-19 maupun sebelum pandemi, toko buku ini memang sepi pengunjung.

"Setiap harinya ndak ada orang, ndak ada pengunjung. Sudah lama sepinya, banyak orang-orang Muhammadiyah sendiri tidak mengerti toko ini, yang mana ini sejarah dari Muhammadiyah juga," kata Muhammad kepada detikcom, Sabtu (11/9/2021).

"Toko ini tidak terpengaruh dengan PPKM, daring atau apa. Memang buku-buku di sini banyak mengenai fiqih, tanya jawab agama. Pelajaran ndak ada," ujarnya.

Tak hanya menjual buku-buku mengenai syariat Islam, tetapi juga majalah hingga bendera Muhammadiyah. Yang datang membeli buku jarang.

"Yang membeli itu hanya butuh bendera, taplak, kain baju, dan majalah. Jarang sekali untuk beli buku, ada pun untuk kepentingan organisasi," ceritanya.

Sebelum pandemi, saat Rumah Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto buka, banyak wisatawan yang juga mampir ke Toko Buku Peneleh. Termasuk wisatawan asing. Meski kebanyakan dari wisatawan hanya melihat-lihat saja.

"Habis ke HOS Tjokro kerap kali mampir ke sini, tapi tidak semua ke sini. Hanya wisatawan asing maupun lokal yang hanya ingin tanya-tanya pas ke sini. Kita hanya punya dokumen Pak Karno. Itu saja saat berkunjung ke sini tahun 1956," jelasnya.

Pihaknya hanya menjalankan wasiat orang tua, jangan sampai Toko Buku Peneleh ini dijual atau tutup. Toko buku ini buka setiap Hari Senin-Sabtu pukul 08.00-16.00 WIB.

"Sekarang sudah generasi ketiga yang meneruskan. Alhamdulillah sampai sekarang masih ada orang yang mencari, meskipun ga banyak," tutupnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.