Kabid Kebudayaan Disparbud Lamongan Miftah Alamuddin mengatakan usai mendapatkan sampel koin dan batu bata yang dibawa dari Desa Sukosongo, diperoleh jawaban jika koin kepeng tersebut diperkirakan berasal dari abad 10-12 Masehi.
"Kami telah membawa sampel koin dan batu bata yang kita dapat dari Desa Sukosongo, Kecamatan Kembangbahu untuk kami konsultasikan dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim mengenai temuan tersebut," kata Miftah Alamuddin saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (8/9/2021).
Dikatakan Miftah, diketahui jika koin kepeng berbentuk bundar dengan lubang di tengah tersebut diperkirakan dari masa Dinasti Song di China pada abad 10-12 masehi. Untuk batu bata berukuran besar yang juga ditemukan di sekitar lokasi penemuan koin, Miftah menyebut jika batu bata tersebut juga berusia tua dan identik dengan batu bata era kerajaan Majapahit.
"Koin temuan berasal dari Dinasti Song abad 10-12 M. Sedangkan batu batanya identik dengan batu bata era Majapahit," ujar Miftah.
Hanya saja, lanjut Miftah, pihaknya belum bisa menginterpretasikan lebih jauh temuan tersebut. Miftah mengaku, belum bisa diketahui apakah lokasi ditemukannya uang kepeng kuno dan batu bata itu adalah bekas pemukiman atau rumah ibadah atau apa karena minimnya data temuan.
"Belum bisa diinterpretasikan lebih karena butuh kajian lebih lanjut, karena minimnya data temuan selain koin dan batu bata kuno tersebut," tandasnya.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu warga Desa Sukosongo, Kecamatan Kembangbahu dihebohkan dengan penemuan uang kepeng kuno yang diduga tinggalan masa kerajaan. Warga bahkan beramai-ramai mendatangi lokasi penemuan sebelum akhirnya ditutup oleh Disparbud Lamongan dan pemerintah desa. (iwd/iwd)