Salah satu sekolah yang menerapkan PTM adalah SMAN I Kedungwaru. Tiga jenjang kelas mulai masuk dengan sistem ganjil genap.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN I Kedungwaru, Eko Boedi Takarijanto mengatakan, dalam PTM terbatas tersebut, jumlah siswa yang masuk dibatasi maksimal 50 persen.
"Siswa dalam satu kelas itu ada 36 anak, tapi yang masuk hanya separuhnya atau 18 siswa. Senin dan Selasa untuk siswa berabsen ganjil, sedangkan Rabu, Kamis untuk absen genap," kata Eko, Senin (6/9/2021).
Sedangkan Hari Jumat seluruh siswa mengikuti pembelajaran dengan sistem jarak jauh. Ia mengaku PTM terbatas tersebut dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Siswa masuk langsung dilakukan tes suhu, kemudian wajib cuci tangan serta bermasker," jelasnya.
Tak hanya itu, durasi pembelajaran pada masa PTM terbatas dilakukan pembatasan maksimal selama empat jam dalam satu hari. Mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB. "Jadi, tanpa istirahat," jelasnya.
PTM terbatas dilakukan berpedoman pada sejumlah faktor. Di antaranya status PPKM di Tulungagung yang telah turun ke level 3, Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), serta izin dari Satgas COVID-19 Tulungagung.
Menurutnya untuk mengikuti PTM darurat, setiap siswa diwajibkan untuk mendapatkan izin dari orang tua masing-masing, yang dituangkan dalam surat pernyataan.
"95 persen orang tua mengizinkan PTM, sedangkan lima persen belum mengizinkan, karena beberapa faktor. Ada yang baru saja kena COVID-19, ada yang sakit maupun memiliki komorbid," jelasnya.
Hingga saat ini tercatat ada 663 siswa SMAN I Kedungwaru yang telah mendapatkan suntikan vaksin. "500 anak mengikuti program vaksin dari Pemprov Jatim di sekolah, sedangkan 163 vaksin di luar sekolah," imbuh Eko.
Dikonfirmasi terkait PTM terbatas, salah seorang siswa, Ardiansyah mengaku gembira. Sebab bisa kembali bertemu dengan siswa lain dan mengikuti pelajaran langsung bersama guru.
"Harapannya ke depan diteruskan PTM ini, semoga kasus COVID-19 tidak naik lagi. Karena kalau PPJ saya agak kesulitan, kadang kurang paham dengan penjelasan guru," kata Ardiansyah.