.webp)
"Belum bisa dipastikan kapan akan memulai kuliah tatap muka. Kita masih melakukan persiapan dan pengecekan terlebih dahulu. Apakah ruangannya memadai, ventilasinya, ruang penjernih, wastafel, dan sebagainya," kata Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof Dr Bambang Yulianto saat dihubungi detikcom, Senin (6/9/2021).
Pihaknya, jelas dia, hari ini mulai mengecek kapasitas dan kesiapan ruangan hingga satu minggu ke depan. Dimulai kampus Unesa di Lidah Wetan, barulah dilakukan di kawasan Ketintang. Setelah itu dilakukan rapat pimpinan dan menunggu instruksi dari Pemkot Surabaya.
"Setelah survei dan observasi, nanti ada simulasi persiapan tatap muka. Assesmen nanti sama pihak tim Satgas COVID-19 mandiri, terus izin ke Satgas COVID-19 Pemkot Surabaya. Pengecekan dulu lalu diassesmen pemkot. Kalau kurang kita lengkapi kekurangannya. Minggu ini fokus pada persiapan," jelasnya.
Nantinya saat mulai kuliah tatap muka, ruangan kapasitas akan diisi 25% mahasiswa. "Jumlah mahasiswa yang tatap muka 25% dari total kapasitas ruangan. Apakah nanti satu kelas diisi 10, 15, atau 20 persiapan, menunggu keputusan nanti," ujarnya.
Bambang mengaku selama ini sudah melakukan uji coba tatap muka. Namun hanya sebatas praktikum. Tapi untuk kuliah hibrid ini akan dilakukan untuk semua prodi.
"Sebenarnya mahasiswa praktikum sudah ke lab kampus, tapi tidak semuanya, tetap dengan prokes ketat dan jumlahnya dibatasi. Jadi kalau sebelumnya hanya mahasiswa yang praktikum," katanya.
Dia menambahkan nantinya perkuliahan tatap muka terbatas di Unesa dimulai, mahasiswa, dosen dan karyawan harus sudah vaksinasi. Saat ini sudah 75% dosen dan karyawan Unesa yang sudah divaksin.
"Dosen dan karyawan Unesa 75% sudah tervaksin. Mahasiswa kalau nanti ada perkuliahan tatap muka syaratnya harus vaksin. Sekarang kita sedang menyiapkan sistem bisa tracing mahasiswa yang belum vaksin, bisa tracing seberapa banyak. Kita lakukan pendataan," pungkasnya. (fat/fat)
