Pelajar Lamongan yang berhasil menyabet penghargaan internasional itu adalah Mohammad Haryo Mukti Wibowo, pelajar SMPN 2 Lamongan. Melalui inovasi kreatifnya menciptakan lilin aromaterapi berbahan dasar jeruk nipis, Ryo berhasil memperoleh medali emas internasional kejuaraan OCIIP (Organization for Creativity, Innovation and Invention Promotion) World IP (Intellectual Property) Fair 2021, yang diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia pada 26 April lalu. OCIIP sendiri merupakan organisasi nirlaba yang bertujuan mempromosikan dan mendukung kecerdasan kreatif, inovasi, dan penemuan yang diselenggarakan di Nigeria.
"Alhamdulillah, inovasi lilin aroma terapi berbahan dasar kulit jeruk nipis itu berhasil meraih penghargaan Certificate Gold Award OCIIP (Organization For Creativity Inovation and Invention Promotion) Wolrd IP Fair tahun 2021 di Nigeria Afrika Barat," kata Ryo saat berbincang dengan wartawan, Kamis (2/9/2021).
Ryo berhasil menyabet penghargaan internasional tersebut berkat inovasinya menciptakan Aromatherapy Candels atau lilin aroma terapi berbahan dasar kulit jeruk nipis. Inovasi lilin aroma terapi ini muncul ketika ia dan sang kakak yang bernama Mohammad Najib Erdiansya melihat limbah kulit jeruk nipis atau lime peel scraps yang dihasilkan penjual soto Lamongan. Dari sini, Ryo kemudian berusaha mengungkap beragam manfaat kulit jeruk nipis dengan memadukannya bersama beragam bahan lain yang mudah ditemukan di sekitarnya untuk menjadi lilin aroma terapi.
"Bahan utama kulit jeruk nipis dan ada beberapa bahan lain untuk membuat lilin aroma terapi ini yang sangat mudah didapatkan di Lamongan bahkan di berbagai daerah di Indonesia," tutur Ryo sambil menambahkan jika bahan-bahan tersebut di antaranya adalah lemongrass (daun serai), yang flower (bunga kenanga) dan lilin.
Ryo mengungkapkan, bahan dan cara pembuatan lilin aroma terapi dari kulit jeruk nipis ini bisa dibilang mudah dan murah. Awalnya, rinci Ryo, daun serai, bunga kenanga dan kulit jeruk dimasukkan ke dalam wajan yang sebelumnya sudah diberi lilin atau wax. Setelah satu persatu bahan dimasukkan, terang Ryo, adonan atau campuran tersebut dimasukkan ke dalam cetakan atau gelas. "Kalau memasukkan bahan harus satu persatu," jelasnya.
Kepala SMPN 2 Lamongan Yayuk Setia Rahayu mengaku bangga memiliki siswa yang berprestasi tidak hanya di tingkat nasional tapi juga internasional. Ryo, ungkap Yayuk, menjadi salah satu siswa tingkat SMP di Indonesia yang mengikuti lomba tingkat internasional tersebut.
"Ke depannya kami akan mengembangkan lilin aroma terapi tidak hanya dari limbah kulit jeruk nipis, daun serai dan bunga kenanga saja tapi juga aroma bunga lainnya agar bisa menginspirasi siswa yang lain sehingga masyarakat tahu bahwa siswa SMPN 2 Lamongan ada yang berprestasi di tingkat Internasional, imbuhnya.
Yayuk juga menyebut, sekolah juga akan berusaha untuk mengikutsertakan lilin aroma terapi inovasi Ryo ini untuk pameran ketika pandemi COVID-19 sudah berlalu. Bahkan, Yayuk akan berusaha untuk menguruskan hak paten untuk karya ilmiah siswa kelas 8 ini.
"Nanti akan kita pikirkan (hak paten) dengan menggandeng dinas terkait, terutama Dinas Pendidikan," pungkasnya.