"Betul, meninggal tadi malam pukul 19.15 WIB. Bapak (Pamrih) itu sebelumnya punya riwayat sakit lambung," kata Salah satu anak Pamrih Nanik Astuti saat dikonfirmasi detikcom, Senin (30/8/2021).
Sebelum meninggal, Pamrih beberapa hari sempat mengeluhkan sakit lambung dan menjalani perawatan di rumahnya di Dongko. Namun beberapa hari lalu yang bersangkutan mengeluh sesak napas.
"Kemudian saya bawa ke klinik dan akhirnya di rujuk di RSUD dr Soedomo Trenggalek. Di rumah sakit itu kami masih intens komunikasi dengan Bapak," ujarnya.
![]() |
Namun sesaat setelah dipindahkan dari ruang IGD ke kamar perawatan, tiba-tiba kondisi Pamrih menurun hingga tutup usia.
"Dipindah ke kamar itu jam tujuh kurang seperempat malam. Saat itu Bapak sempat minta duduk, saya usap-usap punggung dan dadanya, kemudian minta berbaring lagi. Setelah itu sudah tidak bisa diajak komunikasi lagi, hingga meninggal," jelasnya.
"Kami sangat kehilangan sekali. Mohon dimaafkan jika Bapak memiliki salah," jelas Nanik.
"Beliau ini memang aktif di jaranan. Kebetulan Turangga Yaksa itu yang menciptakan adalah Bapak," ujarnya.
Terciptanya tarian yang kini menjadi ikon seni Trenggalek itu telah digagas Pamrih sejak tahun 1970-an. Kemudian pada tahun 1987, saat Pemkab Trenggalek menggelar lomba pentas kesenian, Pamrih dan kelompoknya ikut berpartisipasi dan menampilkan tarian tersebut.
"Saat itu dapat juara satu. Kemudian karena tarian Turangga Yaksa dinilai memiliki kualitas yang bagus dan masih orisinil, akhirnya dijadikan ikon tari khas Trenggalek," jelas wanita yang akrab disapa Monic ini.
Dijelaskan Nanik, tarian Turangga Yaksa sendiri terinsipirasi dari tradisi 'baritan' yang sering digelar masyarakat Kecamatan Dongko."Tarian Turangga Yaksa sendiri menceritakan tentang kemenangan masyarakat desa dalam melawan marabahaya," imbuh Nanik.
Menurut Nanik, perbedaan utama Turangga dengan seni jaranan pada umumnya terletak pada kuda yang ditunggangi penari."Jika jaranan lain itu kuda yang ditunggangi itu bentuk kepalanya ya seperti kuda, tapi kalau Turangga Yaksa itu kepalanya berbentuk raksasa," tandas Nanik.