Nelangsa Lansia Sebatang Kara di Surabaya Tak Tersentuh Bantuan Selama Corona

Nelangsa Lansia Sebatang Kara di Surabaya Tak Tersentuh Bantuan Selama Corona

Deny Prastyo Utomo - detikNews
Selasa, 24 Agu 2021 20:55 WIB
Seorang lansia di Kota Surabaya ini hidup sebatang kara. Namun selama pandemi COVID-19 ia belum pernah menerima bantuan sosial, termasuk bantuan permakanan dari Pemkot.
Lansia sebatang kara di Surabaya, Sumirah (89)/Foto: Deny Prastyo Utomo/detikcom
Surabaya - Seorang lansia di Surabaya hidup sebatang kara. Namun selama pandemi Corona ia belum pernah menerima bantuan sosial, termasuk bantuan permakanan dari Pemkot.

Lansia ini yakni Sumirah (89). Ia merupakan warga RT 01 RW 01, Kelurahan Simomulyo, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya. Ia tinggal di sebuah kamar kontrakan seorang diri.

Sumirah mengaku, selama pandemi COVID-19 belum pernah menerima bantuan sosial dari pemerintah. Program permakanan untuk warga usia lanjut dari Pemkot Surabaya juga tidak pernah sampai ke tangannya.

"Tidak pernah. Belum, sumpah saya sudah tua," kata Sumirah kepada wartawan di rumahnya, Selasa (24/8/2021).

Sumirah juga mengatakan, petugas dari kelurahan dan kecamatan belum pernah mendatangi rumahnya untuk melakukan pendataan. "Belum pernah Nak. Itu saksi-saksinya tetangga," ujar Sumirah.

Ia pernah mencoba bertanya ke RT/RW setempat terkait bantuan dari pemerintah. Namun ia tidak mendapat jatah bantuan.

"Ngeten, mboten enten jatahe, mboten enten teng inggil terose. Ngoten jawabe. Nggih pun diajokno. Kulo foto kopi onok peng rong poloh dijaluki, nggih mboten enten kabar nopo-nopo kok Nak (Begini, tidak ada jatahnya, tidak ada dari atas katanya. Begitu jawabnya. Iya sudah diajukan, saya sudah foto kopi dua puluh kali. Ya tidak ada kabar apapun kok Nak)," ungkap Sumirah.

Sumirah sudah 30 tahun tinggal di rumah kontrakan itu. Ia harus membayar Rp 250 ribu per bulan. Lansia ini mengaku nelangsa ketika melihat para tetangga berangkat mengambil bantuan dari pemerintah.

"Selama Corona kulo mboten angsal nopo-nopo, mboten nate disenggol. Kulo ningali tiyang-tiyang mendet beras kaleh duit, nelongso kulo Nak (Selama Corona, saya belum mendapatkan apa-apa, tidak pernah disentuh. Saya melihat orang-orang mengambil beras sama uang, nelangsa saya nak)," ungkap Sumirah dengan mata berkaca-kaca.

"Kulo sampe nate sanjang teng RT/RW, Pak kulo bade tanglet, nopo kulo niki gelandangan? kok sampek mboten kedata, kulo sampe ngoten (Saya sampai pernah bertanya kepada RT/RW, Pak saya mau tanya, apa saya ini gelandangan? Kok tidak ada datanya. Saya sampai begitu)," imbuh Sumirah.

Sumirah hidup seorang diri. Lansia ini banyak dibantu oleh para tetangga yang sudah menganggapnya sebagai seorang ibu.

Dalam keseharian Sumirah berjualan makanan ringan dan itu pun bukan miliknya pribadi. Ia juga menjadi buruh petik lombok tetangganya yang jualan nasi penyetan. (sun/bdh)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.