Pakar Epidemilogi Universitas Airlangga (Unair) Atik Choirul Hidajah meminta pemerintah tidak melonggarkan aturan PPKM. Atik meminta pemerintah konsisten menanggulangi pandemi COVID-19.
"Pemerintah harus konsisten menggunakan indikator untuk penentuan level situasi pandemi suatu wilayah. Pemerintah juga harus konsisten dalam menentukan kebijakan implementasi upaya kesehatan masyarakat yang dijalankan, bukan menambah eksepsi sehingga untuk level yang sama penerapannya terkesan menjadi lebih longgar," ujar Atik kepada detikcom, Senin (23/8/2021).
Menurut Atik, positivity rate saat ini masih tinggi. Salah satunya di Jawa Timur, di mana seluruh 38 kabupaten/kota memiliki positivity rate di atas 20 persen atau masuk kategori very high incidence.
Selain itu, fatality rate di Jatim juga sangat tinggi, yakni di atas 7 persen. Ia juga menyoroti masih rendahnya rasio tracing di Jatim.
"Ini kondisi Jatim sampai dengan 21 Agustus kemarin. Di Jatim memang sudah turun level dari 4 ke 3, dengan 16 kabupaten/kota masuk ke level 3. Dan ada 2 kabupaten turun ke level 2, sisanya 20 daerah masih di level 4 termasuk Kota Surabaya. Tapi semua daerah masih punya positivity rate di atas 20 persen dan celakanya angka fatalitas kasusnya sangat tinggi di atas 7 persen," bebernya.
"Kematian nakes di Jatim juga tertinggi di Indonesia. Tracing ratio sudah mulai meningkat (1:9,62), tapi anehnya hanya sekitar 35 persen kontak erat hasil tracing yang dilanjutkan dengan testing. Lah terus untuk apa dilakukan tracing kalau gak dilanjutkan dengan testing? Ini yang menyebabkan positivity rate masih tinggi," sambungnya.
Atik menilai, pelonggaran dibukanya tempat wisata, taman, hingga pusat keramaian lainnya berpotensi meningkatkan kasus kembali.
"Saat ini dengan adanya pelonggaran mobilitas di taman dan tempat rekreasi mulai naik lagi. Ini berpotensi terjadi peningkatan kasus jika terjadi kelengahan-kelengahan dalam protokol kesehatan. Pemerintah harus tetap melaksanakan tracing, testing, treatment, dan mempercepat cakupan vaksinasi. Masyarakat harus tetap memakai masker, menjaga jarak," tandasnya.
(iwd/iwd)