Galang mengaku mendapat ide membuat pot bunga dari limbah popok, lantaran sering melihat limbah popok di sungai. Dengan dibantu oleh ayahnya, beberapa popok yang dibuang sembarangan diambil dan dibersihkan.
"Makanya saya ingin mengurangi (sampah) dengan membuat pot. Agar bisa melindungi lingkungan," kata Galang kepada detikcom, Sabtu (21/8/2021).
"Dulu pertama bikin itu kelas 4 SD. Pertamanya dibimbing oleh ayah. Diawal-awal ada kesulitan melepas antara popok dan cetak hingga terbuat puluhan pot limpokas," imbuh Galang.
Ia menambahkan, cara membuatnya cukup simpel. Popok bekas dibersihkan kemudian dicetak di pola pot dengan dicampur semen. Kemudian dikeringkan dan masuk ke proses pengecatan. Dinding pot dari limbah popok cukup apik ketika sudah terbalur warna-warni cat.
Untuk satu pot ukuran kecil, hanya membutuhkan dua limbah popok. Sedangkan untuk ukuran besar bisa membutuhkan lima popok.
Pot bunga dari limbah popok buatan Galang kemudian ada yang dijual dan ada yang dibagikan ke masyarakat. "Yang saya jual ada 65 limpokkas. Terus yang saya sumbangkan ada 160 pot limpokkas. Saya sumbangkan di sekolah, di kampung dan ke warga," lanjut Galang.
Galang juga mengakui, kini pihaknya banyak mengambil popok bekas yang sudah dibersihkan dari warga sekitar. Ia membelinya Rp 500 per popok.
"Ambil dari tetangga, saya beli. Per popok yang sudah dibersihkan. Saat pandemi ini sangat membantu karena satu popok itu kan Rp 500. Biasanya orang menjual 5 sampai 15 popok yang dibersihkan," ungkap Galang.
Tidak hanya membeli popok bekas yang sudah dibersihkan. Galang juga mengkampanyekan agar tidak membuang popok sembarangan. Tidak dibuang ke sungai.
(sun/bdh)