"Kemarin ada 1.000, ada kurangnya sedikit karena tidak memenuhi syarat, lupa saya hitungannya," kata Ketua Perkumpulan Obstetri & Ginekologi Indonesia (POGI) Surabaya Dr dr Brahmana Askandar SpOG (K) saat dihubungi detikcom, Jumat (20/8/2021).
Sedangkan untuk KIPI, Brahmana mengaku hanya menerima laporan ringan saja, seperti nyeri di tempat bekas suntikan. Berdasarkan data nasional dari 11 tempat di Indonesia yang menyelenggarakan vaksin kepada ibu hamil, 80% diantaranya tidak mengalami efek samping.
"Laporan KIPI-nya ringan. Laporan KIPI hanya ringan saja. Ini data ibu hamil di 11 tempat di seluruh Indonesia tidak ada KIPI 80%. Kalau ada KIPI 13,9% hanya nyeri di suntikan," jelasnya.
Untuk efek samping seperti demam, pusing, mual hingga KIPI berat pun tidak dialami ibu hamil. Brahmana menyebut usai divaksin, ibu hamil hanya merasakan nyeri di tempat bekas suntikan.
"Nggak ada yang demam, pusing, cuma nyeri di tempat suntikan. Yang jelas tidak ada laporan KIPI berat," lanjut Brahmana.
Untuk laporan KIPI di Kota Surabaya sendiri, Brahmana tidak dapat memastikannya. Pasalnya, data yang masuk pada google form dijadikan satu secara nasional. Ada 712 ibu hamil di Surabaya yang telah mengisi google form.
"Yang di Surabaya saya belum bisa metani, datanya kita jadikan google form secara nasional. Kalau ini secara nasional saja nggak ada 80,2%, nyeri di tempat suntikan cuman 13,9%, ya hampir tidak ada," pungkasnya. (iwd/iwd)