Ketua Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI) Surabaya, Dr dr Brahmana Askandar SpOG (K) membenarkan kematian ibu hamil tinggi. Bahkan jumlah ibu hamil yang meninggal karena COVID-19 di Jatim lebih meningkat dibanding tahun lalu, terlebih pada bulan Juli-Agustus 2021. Yakni mencapai 300 orang.
"Lebih meningkat tahun ini, karena dari akhir Mei saja sekitar 300 kematian ibu hamil. Juli-Agustus juga 300. Dalam dua bulan nyamain yang 6 bulan itu di Jatim," kata Brahmana kepada wartawan di Gedung ACC Unair, Kamis (19/8/2021).
"Banyak, saya tidak hafal angkanya (Ibu hamil yang terpapar COVID-19 di Surabaya), kematian juga tinggi. Ibu hamil itu kalau sudah COVID-19 ada gangguan bernafas, oksigennya kurang. Padahal butuh oksigen 2x lipat kan hamil. Ya itu problem pada ibu hamil," tambahnya.
Menurutnya, terpaparnya ibu hamil pada bulan Juni-Juli bisa dari mana saja. Namun jika ibu hamil sampai terpapar COVID-19, problemnya ada pada kehamilannya sendiri.
Terlebih, saat sedang mengandung membutuhkan oksigenasi yang baik, dan lainnya. Jika ibu hamil tidak tertangani dengan baik, akan kehilangan dua nyawa. Yakni ibu dan janin yang dikandung.
"Karena kemungkinan varian delta, di mana infeksius dan perjalanan penyakitnya lebih cepat," ujarnya.
Sementara hal-hal yang perlu diperhatikan ibu hamil dari paparan COVID-19 salah satunya menjalani vaksinasi, yang sudah dimulai hari ini.
"Salah satunya vaksinasi COVID-19, lainnya jaga prokes seperti masyarakat pada umumnya. Ndak ada yang khusus, penularannya sama saja dari droplet. Jadi ibu hamil berisiko, dokter kandungan juga berisiko," pungkasnya. (fat/fat)