Salah satu yang menerima yakni Almarhum Soehendro, SKM MKes. Soehendro menerima Tanda Kehormatan Bintang Jasa Nararya atas kontribusinya menanggulangi pandemi COVID-19.
"Namanya penghargaan Satya Nararya, itu merupakan penghargaan kepada pegawai negeri sipil (PNS), TNI, Polri, yang punya jasa dalam pelayanan ke masyarakat. Almarhum sebagai PNS saat memberi pelayanan kesehatan," ujar Joko Kasihono, Koordinator Tata Usaha Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya kepada detikcom, Kamis (12/8/2021).
Sebelum meninggal terpapar COVID-19 pada Juli 2020 lalu, jabatan Almarhum Soehendro yakni Koordinator Surveilans Epidemiolog BBTKLPP Surabaya.
Joko menyebut, tugas yang diemban Soehendro sangat berisiko terpapar Corona. Pasalnya, Soehendro turun langsung ke masyarakat untuk melihat kondisi penyebaran wabah COVID-19.
"Beliau Eselon III, tapi tidak duduk di meja, beliau orangnya mobile. Kalau dikatakan epidemiologi itu intelejennya kesehatan. Beliau tracing ke masyarakat, lakukan kajian epidemiologi, tugasnya turun ke masyarakat, seberapa banyak menyebar, dan persebarannya di masyarakat," terangnya.
Dia membeberkan, Soehendro yang lahir di Surabaya 49 tahun silam, merupakan sosok yang cerdas. Ada salah satu peninggalan dari Soehendro yang sampai saat ini berguna untuk warga.
"Beliau kemudian memberikan ide terkait konsep desain laboratorium, kepada RS swasta, RS milik pemerintah, hingga lab-lab swasta. Beliau pendiam orangnya, ibarat kata banyak kerja, sedikit bicara," sambungnya.
Kenangan yang tak bisa dilupakan saat pertemuan terakhir dengan Almarhum Soehendro. Almarhum diketahui memiliki dedikasi yang tinggi untuk menjadi pelayan kesehatan di masyarakat.
"Kita rapat sore itu, almarhum kebetulan baru pulang dari tugasnya surveilans di masyarakat, karena meski beliau eselon III, kerjanya gak mau di ruangan saja, tapi ikut turun ke masyarakat. Lalu sore itu kita rapat bareng, dan beliau merasa menggigil, karena punya komorbid asam lambung juga akhirnya kita ambil sampelnya (PCR)," ungkapnya.
![]() |
"Ternyata beliau positif, dan akhirnya dirawat di RSI Jemursari. Kita sempat carikan plasma konvalesen, sempat satu kantong (konvalesen) dimasukkan, karena saat itu masih susah sekali ya konvalesen, karena awal-awal. Namun Tuhan berkehendak lain, Juli 2020 beliau wafat. Kita semua di BBTKLPP merasa sangat kehilangan, karena sosok beliau yang sangat humble. Apalagi saya, sudah bareng sebelum di BBTKLPP Surabaya sini tahun 2016. Dulu sejak di UPT Dirjen P2P sudah lama sebelum tahun 2000," sambungnya.
Joko menambahkan, selain penghargaan dari Presiden Jokowi, Almarhum Soehendro juga mendapat penghargaan dari Kemenkes RI, BPJS, KORPRI, hingga Taspen.
"Beliau sangat layak lah mendapat penghargaan tertinggi. Beliau meninggalkan putra dan putrinya, dan telah mendapat beasiswa," tandasnya.