Kepala Kantor Bulog Cabang Surabaya Utara, Nur Juliansyah menyebut beras kondisi rusak tersebut diduga terkena hujan atau air ketika sudah dikemas dan tengah dikirim ke warga. Hal ini membuat beberapa beras dalam karung itu tampak menggumpal bahkan warnanya menguning.
"Sepertinya itu (kena hujan), karena pada saat pemuatan, pengantaran itu ngantarnya bukan dari gudang terus langsung ke desa itu nggak. Jadi dari pengantar sekaligus, satu kecamatan," jelas Nur di Surabaya, Kamis (12/8/2021).
Nur menambahkan beras yang diantarkan ke Desa atau Kelurahan Kedungrejo, Waru, ini sekitar pukul 21.00 WIB. "Kemungkinan pada saat bongkaran itu kena hujan," ucap Nur.
Kendati demikian, Nur memastikan jika hal ini sudah ditangani. Nur mengatakan, temuan itu sudah ditindaklanjuti sejak 9 Agustus lalu. Ia menyebut ada 19 karung yang berasnya mengalami kerusakan alias tidak layak konsumsi.
"Saat itu pula sudah kami ganti dengan beras yang baru. Tanggal 9 (Agustus) sudah ada berita acaranya dari Kelurahan Kedungrejo. Itu hanya beberapa karung. Lainnya tidak ada pengembalian," tambahnya.
Tak hanya itu, Nur juga mengonfirmasi jika BSB ini memang program dari Kemensos yang rencananya dibagikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sosial Tunai (BST). Masing-masing KPM dijatah 10 kilogram.
"Jadi kalau ada KPM yang mempunyai keluhan bisa langsung hubungi call center kami di 082331227156. Nanti keluhan bisa disampaikan di situ" pungkasnya.
19 Warga Desa Kedungrejo, Waru, Sidoarjo merasa kecewa setelah beras yang dibagikan saat masa PPKM menggumpal, berwarna kekuningan, dan berbau tak sedap.
Beras bansos tersebut dikemas dalam sak ukuran 10 kg bertuliskan Beras Kita Beras Keluarga Indonesia dengan jenis Medium. Desa Kedung Rejo sendiri mendapatkan bantuan 645 sak beras. Beras itu diterima oleh desa pada Sabtu (7/8) dan dibagikan ke warga pada Minggu (8/8).
(hil/iwd)