"Per-hari ini yang jatuh tempo dosis ke-2 kurang 4,2 juta. Jadi memang kita berharap akan ada percepatan dropping vaksin di Jatim karena masyarakat Jatim semangat sekali mengikuti vaksinasi. Dosis ke-2, jatuh tempo 4,2 juta (warga), jadi kami berharap ada pemenuhan dosis, sekaligus perluasan vaksinasi tahap pertama," ujar Khofifah di lokasi, Selasa (3/8/2021).
Khofifah menjelaskan, target herd immunity di Jatim sebenarnya jatuh pada 17 Agustus 2021. Dengan catatan, ada 315 ribu suntikan vaksin per-hari di Jatim sejak awal Juli 2021. Namun, terbatasnya dosis vaksin membuat target tersebut kemungkinan akan meleset dari target
"Sebenarnya target herd immunity Agustus ini bisa 70 persen warga Jatim (tervaksinasi), kalau sejak 3 Juli tersupport vaksin dengan baik, dengan target 315 ribu sehari. Jadi di Jatim ini target vaksin 31 juta penduduk. Target yang semestinya bisa mendapat vaksin sesegera mungkin. Tapi kita melihat vaksin kan melihat kapasitas pusat dan didistribusikan ke daerah," ungkap Khofifah.
"Saya terima kasih seluruh pihak, hari ini di Grand City BAIS TNI bersama jajaran Forkopimda Jatim. Lalu di Perguruan Tinggi ITS dan Unesa. Vaksinasi di perguruan tinggi itu program akselerasi dengan membangun kegotong royongan," sambungnya.
Sementara Sekretaris Bais TNI Marsekal Muda Jemi Trisnojaya mengatakan, jumlah vaksin yang disediakan di Grand City sebanyak 27 ribu dosis vaksin, yang merupakan dukungan dari Puskes TNI.
"Saya mengucapkan terima kasih atas kesiapan panitia, pejabat, dan para undangan mengikuti kegiatan serbuan vaksinasi pada hari ini. Semoga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Serta mencapai target yang sudah ditetapkan," ujarnya.
Menurutnya, vaksinasi merupakan langkah penting menciptakan kekebalan kelompok sebagai upaya lepas dari pandemi. Seluruh negara di dunia sedang berlomba lomba demi mendapatkan akses vaksin COVID-19.
Di tengah persaingan mendapatkan vaksin, lanjut Jemi, warga harus bersyukur dan antusias mengikuti vaksinasi. Di sisi lain masyarakat tidak boleh terprovokasi dengan adanya berita hoaks.
"Ada kabar yang menyatakan vaksin malah berbahaya bagi tubuh. Padahal seluruh vaksin yang digunakan di Indonesia telah melalui uji kelayakan, efektivitas dan sudah dinyatakan halal," tandasnya.
Ia tetap meminta warga yang sudah divaksin, tetap mentaati prokes, karena kunci utama menekan penyebaran COVID-19 dengan protokol kesehatan. (iwd/iwd)