"Vaksin Merah Putih ada 7 lembaga, salah satunya Unair. Saya laporkan untuk Unair, kami sekarang percobaannya sudah di Makaka hewan besar monyet. Selesai dari makaka, kita masuk uji klinis. Ini makaka baru mulai, agak mundur, karena ketersediaan makakanya belum siap, terpaksa mundur. Mundur lumayan, 2 mingguan," kata Koordinator Produk Riset COVID-19 Unair, Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih saat dihubungi detikcom, Jumat (30/7/2021).
Mundurnya uji hewan Makaka ini, jelas dia, berpengaruh pula uji klinis pada manusia. bulan Agustus tidak ada kendala pada uji hewan Makaka. Sebab, sebelum dilakukan uji, makaka terlebih dulu discreening ketat. Hal tersebut untuk diketahui, apakah hewan dari Indonesia itu terdapat penyakit penyerta atau tidak.
"Makaka juga di screening ketat, harus bebas dari penyakit-penyakit yang menyebabkan komorbid, seperti TBC dan lainnya. Jadi, Monyetnya juga di screening, tidak asal pakai monyet," jelasnya.
Baca juga: Vaksin Merah Putih Unair Diuji ke Hewan yang Lebih Menyerupai Manusia |
Dalam proses screening semuanya dilakukan di Animal BSL-3 Unair. Sementara hewan Makaka sendiri didapat dari beberapa tempat. Seperti dari Balai Karantina Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim.
"Makaka dari situ (BKSDA). Sehingga perlu discreening dan mereka (BKSDA) sangat membantu sekali. Selain dari IPB, dari Jatim juga (Membantu hewan makaka) karena kerja sama dengan kami," katanya.
Dia berharap uji hewan bisa dilakukan sesuai dengan yang ditargetkan. Tidak ada hambatan dan berjalan sesuai perencanaan.
"Makaka kita ini dari Indonesia, bukan import. Kalau kemarin mice hewan kecil kita import. Ini masih menjadi hambatan di awal, sehingga mundur," tegasnya.
"InsyaAllah, ini sudah mulai imunisasi untuk monyet. Mulainya minggu kemarin. Hari Sabtu sudah datang 3 makaka di Unair dan discreening oleh Fakultas Kedokteran Hewan Unair bersama dengan BKSDA Jatim. Sabtu datang, Minggu penyuntikan imunisasi," pungkasnya. (fat/fat)