Aksi vandalime "OPEN BO" di baliho Puan Maharani memasuki ranah hukum. Bahkan Polda Jatim turun langsung dalam proses penyidikan kasus ini. Mengapa PDIP terkesan baper dalam kasus ini, berikut perspektif politik komunikasi dari pakar Universitas Brawijaya (UB) Malang, Wawan Sobari.
"Dari sudut pandang hukum, itu sebenarnya sudah problem politik. Kalau cuma dicoret, mungkin tidak akan dilaporkan ke polisi. Tapi karena bahasa yang dipakai (Open BO) memang melecehkan," tandas Wawan kepada detikcom, Minggu (25/7/2021).
Istilah "OPEN BO" menurut Wawan adalah istilah populer sekarang. Apalagi di berbagai platform media sosial, bahasa itu kerap dijumpai ditulis para netizen. Dari sisi bahasa, Wawan berpendapat, istilah itu diperuntukkan bagi perempuan yang bisa dibooking. Puan, lanjut dia, tidak ada citra seperti itu. Puan selama ini dilihat sebagai sosok anak mantan presiden, cucu Soekarno dan Ketua DPR RI.
"Itu pelecehan luar biasa. Sekarang istilah apapun, kata OPEN BO mayoritas orang sudah paham. Jadi kalau reaksi PDIP seperti itu menurut saya wajar. Kalau baper tidak ya, karena memang bahasanya keterlaluan, sangat melecehkan apalagi beliau sebagai Ketua DPR RI. Jadi wajar kalau dilaporkan ke polisi," paparnya.
Baca juga: Senior PDIP soal Vandalisme 'Open BO' di Baliho Puan: Sangat Tidak Etis! |
Dari sudut politik, Wawan menilai kasus ini merupakan salah satu bentuk reaksi politik. Wawan mengaku sangat penasaran siapa pelaku vandalisme itu dan apa motifnya, meski diakui akan sulit membongkar motif pelaku.
"Pelaku punya kekecewaan terhadap Puan. Lihat saja, bagaimana kasarnya netizen mengomentari Puan karena elektabilitasnya rendah. Ada yang menilai "Tidak tahu diri" tapi masih ngotot berseteru dengan Ganjar," ungkapnya.
Menyoal korelasinya dengan Ganjar Pranowo, menurut Wawan, masyarakat tidak mau tahu siapa yang kemarin memenangkan Ganjar. Orang tahunya sekarang, Ganjar lebih banyak tampil menarik simpati massa.
"Publik tidak mau tahu dulu Ganjar menang karena siapa. Nah kenapa ini muncul, ini adalah pertarungan simbolik. Kompetisi simbolik internal PDIP itu muncul. Ada perpecahan dukungan suara terhadap Puan. Di berbagai survey muncul, suara pendukung Jokowi larinya ke Ganjar, bukan ke Puan," tandas Wawan.
Simak juga 'Puan dkk 'Cuekin' Interupsi Anggota DPR di Rapat Paripurna RAPBN 2022':