Surabaya - Bertahan hidup di tengah pandemi COVID-19 memang tidak mudah. Perjuangan keras hingga jatuh bangun harus dilakukan demi mempertahankan bisnis. Hal ini lah yang dirasakan salah satu
pengusaha muda asal Surabaya, William Kevin Yudianto.
Kevin, sapaan akrabnya menyebut ada sejumlah peluang yang bisa dimanfaatkan untuk bertahan di pandemi. Pemuda 27 tahun yang kini sukses berbisnis likuid vape ini mengatakan kreatifitas adalah kunci untuk keluar dari belenggu pandemi.
"Pandemi ini, faktanya memang membuat sebagian besar orang dalam ketakutan dan keresahan. Selain menyangkut kesehatan, di sisi lain masalah perekonomian juga muncul terutama bagi kaum menengah ke bawah," kata Kevin di Surabaya, Minggu (25/7/2021).
Meski melihat dampak pandemi COVID-19 itu memiliki sisi buruk, Kevin mengingatkan selalu ada hikmah di balik peristiwa. Soal kesehatan, selama tetap menjaga protokol kesehatan dan tetap patuh kebijakan pemerintah, masyarakat tetap bisa produktif meski di rumah saja.
"Ini soal prespektif. Kalau kita melihat sisi buruknya saja, maka lambat laun pasti akan terpuruk. Sementara kita dikaruniai akal, pikiran, intuisi dari Tuhan untuk bisa kita manfaatkan menjadi sebuah kreativitas yang menghasilkan," terangnya.
"Terutama buat milenial ya. Saat ini mungkin sektor konvensional sedang mengalami krisis. Namun jangan salah, era digital saat ini begitu banyak peluang. Semua tetap bisa dilakukan meski di rumah saja," imbuh Kevin.
Kevin menyebut, peluang itu hampir setiap saat bisa ditemui asal telaten dan jeli melihatnya. Kevin yang dilahirkan dari keluarga sederhana, mengatakan dirinya melalui proses panjang dalam membangun bisnis hingga mempekerjakan puluhan karyawan di industri vape dan industri kreatif miliknya saat ini.
"Keluarga saya bukan keluarga yang kaya raya. Itulah yang membuat saya semangat untuk survive," imbuhnya.
Sebelum menggeluti dunia vape, Kevin pernah mencoba berbagai usaha. Bahkan usaha ini telah dijajaki Kevin sejak bersekolah di bangku sekolah menengah pertama.
Kevin mengaku pernah berjualan binder, bolpoin, obat pelangsing hingga beternak anjing. Meskipun akhirnya usaha yang ia geluti tak berhasil.
Kevin pun mulai melirik adanya peluang di tahun 2012. Di mana penggunaan vape di Indonesia mulai banyak diminati. Mulanya ia menjual device vape, kemudian beralih membuat industri likuid hingga saat ini.
"Semua ini proses kreatif. Bagaimana kemudian menggunakan desain, mempromosikan melalui platform digital selain itu di Youtube juga bisa jadi ajang promosi sekaligus mendapat pundi dari adsense. Saya rasa di era saat ini, kreativitas tidak akan pernah habis jika orang tidak bermalas-malasan," terangnya.
Kevin pun tak lalai pada asalnya. Setidaknya, puluhan karyawan itu berada di lingkar pertemanannya sejak ia kecil. Bahkan, perusahaan bernama Riot yang diinisiasi olehnya itu merupakan perusahaan bersama. Ada sebagian sahamnya yang dimiliki oleh teman-temannya.
"Bagi saya keluarga dan teman adalah ruh. Saya berpikir kalau saya bisa maju sekeliling saya juga harus terima manfaat. Maju bersama. Berkembang bersama. Karena proses kreatif itu lebih mudah dilakukan ketika kita ada sparing partnernya," tandas Kevin.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini