"Saya total delapan hari itu kasus COVID-19 mencapai 2.800. Kalau melihat jenisnya ini, beberapa dokter menyebutkan adalah katanya varian Delta," ujar Marhaen kepada wartawan usai launching Program Teplekan di Pendopo Pemkab Nganjuk, Jumat (23/7/2021).
"Sehari 500 kasus (COVID-19). Itu kalau varian biasa tidak mungkin," imbuh Marhaen.
Marhaen juga mengatakan, klaster keluarga dan klaster penanganan jenazah menjadi pemicu tingginya kasus COVID-19 di Nganjuk. Kedisiplinan warga akan prokes yang masih kurang juga menjadi pemicu.
Ia menjelaskan, saat ini total kasus COVID-19 di Nganjuk mencapai 8.330. Di mana 5.751 telah sembuh dan 486 meninggal dunia. Ada 1.628 warga yang masih melakukan isolasi mandiri.
"Kita minta masyarakat untuk sadar prokes jangan lengah meremehkan COVID-19. Jika ada indikasi keluarga batuk tenggorokan terganggu, panas, protokol kesehatan di rumah belum dijalankan. Saya rata-rata tiap desa 45 orang isoman. Dari yang isoman 95 persen sembuh juga ada yang meninggal dunia," imbuhnya.
Berbagai langkah dilakukan Pemkab Nganjuk untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya prokes, dan meringankan beban warga yang isoman. Yakni dengan program teplek atau bantuan warga peduli COVID-19.
"Program Peduli COVID-19 kita mulai dari saya dengan sumbangkan seluruh satu kali gaji saya dan diikuti semua ASN seikhlasnya. Ini bisa diikuti seluruh masyarakat agar saling peduli terhadap yang sedang isoman," pungkasnya.
Tonton video 'Drastis! Kasus COVID-19 Indonesia Tambah 1 Juta dalam Sebulan':
(sun/bdh)