Sofyan, seorang pedagang jagung rebus mengatakan, sebelum masa PPKM Darurat, dia bisa membawa dan menjual 200 jagung rebus dalam semalam. Saat ini, hanya membawa 50 saja, karena jam operasional dibatasi.
"Bawa 50 buah itu pun sering tidak habis," ujar Sofyan saat bercerita bersama Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Kecamatan Genteng, Selasa (20/7/2021).
Di tengah situasi sulit semacam ini, Sofyan tetap bersyukur. "Semua wajib disyukuri, alhamdulillah masih diparingi sehat (diberi kesehatan) sehingga masih tetap bisa bekerja. Sehat itu sekarang yang paling wajib disyukuri," ungkapnya.
Bupati Ipuk yang kembali berkeliling ke PKL-PKL dan pedagang kecil, lalu menyalurkan bantuan uang tunai kepada Sofyan dan PKL serta warung kecil lainnya. Dia menargetkan ada lebih dari 3.000 PKL/warung kecil yang menerima bantuan uang tunai.
"Saya mohon maaf, mohon maaf sekali, atas kebijakan PPKM Darurat ini untuk menekan penularan COVID-19. Tetap pakai masker ya Pak. Bantuan ini tolong jangan dilihat nilainya, ini wujud saling bantu di antara kita. Insyaallah, insyaallah ini semua bisa segera kita lewati," ujar Ipuk.
Dalam aktivitasnya, Ipuk juga tampak selalu memborong dagangan para pelaku usaha kecil tersebut. Ipuk kemudian menemui Fakhrurrozi, yang berjualan kue wafel. Pendapatannya menurun lantaran berkurangnya jam operasional. Fakhrurrozi biasa membuka dagangan pukul 17.00 sampai 22.00 WIB. Tapi kini hanya sampai pukul 20.00 WIB.
"Biasanya dapat sampai Rp 150 ribu, ini baru dapat Rp 40 ribu," ceritanya kepada Ipuk.
Baihaqi, penjual martabak juga merasakan imbas PPKM Darurat. Namun, dia bersyukur mendapat bantuan dari Pemkab Banyuwangi. Bukan nilainya yang dia lihat, tapi semangat kebersamaan untuk mengarungi masa sulit saat ini.
"Kami bersyukur. Kalau melihat berita di kota-kota lain, biasanya pedagang seperti kami hanya dirazia, hanya disidak. Tapi, di sini kasih bantuan," ungkap Baihaqi.
(sun/bdh)