Penjual hewan kurban yang biasanya berada di lahan-lahan kosong beberapa, saat ini sepi. Jika pun ada yang berjualan tidak tampak semringah di wajahnya. Sebab, penjualan mereka turun drastis.
Salah satunya penjual hewan kurban di kawasan Benowo, Suyatno. Dia mengaku selama pandemi COVID-19, omzet penjualannya mengalami penurunan hingga 50% karena aturan PPKM Darurat. Biasanya Idul Adha kurang seminggu, hewan kurban yang dijual sudah banyak. Bahkan bisa terjual 100 persen.
"Wah ini baru yang laku 10 ekor. Tahun lalu seminggu mau Idul Adha sudah 80 persen yang terjual," kata Suyanto, Jumat (16/7/2021).
Suyatno mengatakan, penurunan ini dikarenakan situasi keuangan masyarakat juga mengalami penurunan. Dia bahkan menyadari jika ada pembeli terkadang menawar hewan kurbannya hingga harga termurah. "Ya kondisi keuangan juga sedang seret juga toh, jadi wajar," ujarnya.
Ia berharap, Pemkot Surabaya juga bisa membantu pemasaran hewan kurbannya. Karena pemkot tahun ini di bawah kepemimpinan Eri Cahyadi sedang gencar-gencarnya memfasilitasi UMKM.
Baca juga: Corona Menggila, Menag Minta Warga Tak Mudik Idul Adha |
"Tolonglah kami sebagai warga asli Surabaya yang bekerja di rumah dengan beternak ini. Tolong Pemkot mengarahkan warga ke ternak kami untuk dibeli," harapannya.
Sementara penjual hewan kurban di kawasan Mayjen Sungkono, Deni Setiawan mengatakan saat PPKM Darurat dirinya sudah menjual 23 sapi sejak awal Juli.
Dia memprediksi, penurunan jumlah pembeli sekitar 30%. Namun hewan kurban yang dijual harganya tetap seperti tahun lalu, berkisar Rp 14-40 Juta tergantung jenis sapinya, sedangkan untuk kambing Rp 2-5 Juta. Dia mengaku diambil dari berbagai tempat di Jawa Timur maupun Madura.
"Yang beli sih rata-rata dari pihak musala atau masjid, tapi sepertinya ini ada penurunan 30 persen karena kondisi Corona," kata pria yang sudah berjualan hewan kurban selama 7 tahun.
Sementara Kabid Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Rahmad Kodariawan mengatakan sejak Rabu (14/7) pihaknya melakukan intervensi pengecekan kesehatan hewan yang hendak disembelih di masing-masing wilayah di Surabaya. Ada 16 dokter hewan yang rencananya akan diturunkan.
"Pengecekan kesehatan ini meliputi pemeriksaan anthemortem sebelum dipotong, dan postmortem setelah dipotong untuk mendeteksi apakah ada caci pita dalam dagingnya," pungkasnya. (fat/fat)