Sebagai dalang wayang kulit Supinardi Utomo (43) menggantungkan hidup dari manggung. Sayang, pandemi COVID-19 mengubah segalanya. Belasan undangan tampil batal karena alasan protokol kesehatan. Kini seniman asli Pacitan itu banting setir jadi pedagang kambing.
"Selama pandemi itu totalnya ada 13 job yang batal. Akhirnya yang sudah terlanjur ngasih DP (uang muka) yang saya kembalikan," kenang Supin, sapaan Supinardi Utomo ditemui detikcom di Dusun Pengilen, Desa Candi, Kecamatan Pringkuku, Rabu (14/7/2021).
Meski diterpa cobaan tak ringan, namun ayah dua putra itu mengaku tetap optimis. Dia meyakini rezeki adalah rahasia Allah. Baginya, yang terpenting adalah keyakinan akan kemurahan Sang Khalik. Lalu disertai kemauan kuat untuk berusaha.
Saat itu, lanjut Supin, pilihannya jatuh pada usaha peternakan. Tepatnya penggemukan kambing. Keputusan itu pun tak datang begitu saja. Menurutnya sosok sang ayah, Sunarto (71) yang menginspirasi dirinya memilih profesi baru itu. Sunarto dulunya juga pedagang kambing.
Baca juga: Yang Paling Menderita Kalau PPKM Darurat Sampai 6 Pekan |
"Saya jadi ingat. Namanya cari rezeki itu kan 1.000 cara. Saya dan adik saya bisa sekolah dulu karena bapak jualan kambing," paparnya.
Tak berpikir lama, sisa uang tabungan yang ada langsung dibelikan kambing. Sebidang tanah di samping rumah orang tuanya dipilih untuk membangun kandang. Padahal lahan itu sengaja dibeli sedianya untuk dipakai mendirikan sanggar seni. Lagi-lagi wabah Corona jadi alasan batalnya rencana itu.
Setahun lebih bergelut dengan ternak kambing, Supin mengaku makin merasakan totalitas. Dia menyebut jika binatang ternak pun harus dicintai dengan sepenuh hati. Saat detikcom melihat langsung Supin memberi pakan, beberapa kali dalang ini mengajak kambing-kambing itu berbicara layaknya manusia.
Di komplek tersebut terdapat dua kandang. Total ada 40 ekor kambing yang terdapat di dalamnya. Di luar itu ada sekitar 50-an ekor lainnya yang sudah dibeli Supin. Hanya saja, karena keterbatasan tempat untuk sementara masih dititipkan di rumah peternak.
Setelah mencurahkan sebagian besar perhatiannya pada ternak, Supin mengaku memperoleh banyak pengalaman. Tak hanya tentang tata cara penggemukan, namun juga menyangkut kesehatannya. Dia pun menceritakan keberaniannya melakukan operasi pembedahan saat kambing kesulitan melahirkan.
Meski tergolong pemain baru, namun nama Supin begitu dikenal di dunia jual beli kambing. Konsep penggemukan yang dilakukannya ternyata cukup menjanjikan. Tak butuh waktu lama memasarkan hewan-hewan tersebut. Sepekan sejak dibeli, kambing berada di kandang. Namun sesudah itu langsung dibeli orang lain.
"Pembeli yang datang ke sini. Pasar saya memang lokal saja," paparnya sembari menjelaskan jika sejak PPKM Darurat dirinya menghindari transaksi dengan pedagang luar daerah.
Bermodal ketekunan dan kerja keras, kini Supin membuktikan dirinya mampu bangkit di masa sulit. Bahkan dari usahanya, dia sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi dua orang warga setempat. Pun penghasilan yang dia peroleh terbukti bisa menggantikan pendapatannya sebagai pekerja seni.
"Sesibuk apapun ngurus ternak, tapi masih saya upayakan ada waktu untuk seni. Semisal berbagi ilmu pada mereka yang berminat bikin wayang," tutur pemilik sanggar 'Laras Moyo' tersebut.
"Nanti sekiranya pandemi sudah berlalu, tentu saya akan kembali ke dunia seni. Tapi ternak ya tetap jalan. Gimana lagi, wong sudah terlanjur cinta," pungkasnya tertawa.