"Kita semua telah kehilangan sosok guru yang sangat baik KH Ahmad Zainuddin Djazuli. Semoga amal ibadah dan ilmu yang sudah diamalkan beliau diterima di sisi Allah SWT," ucap Hanindhito, Sabtu (10/7/2021).
Hanindhito mengaku beberapa kali mendapat wejangan dari kiai yang biasa dipanggil Gus Dien itu. Ia diminta mengutamakan kemaslahatan warga Kabupaten Kediri.
"Beliau seorang kiai yang tidak punya kepentingan apapun. Seseorang yang memperjuangkan keberlangsungan bagaimana budaya pondok pesantren tetap ada di tanah dan mengutamakan kemaslahatan warga Kabupaten Kediri. Insyaallah almarhum khusnul khotimah," imbuhnya.
Gus Dien wafat pada siang tadi, setelah mendapatkan perawatan medis di salah satu rumah sakit di Tulungagung. Ia dirawat mulai awal pekan ini.
Jenazah Gus Dien juga langsung dikebumikan di makam yang ada di area pesantren. Tepatnya di samping Masjid Ponpes Al-Falah. Di lokasi tersebut juga ada makam KH Djazuli Utsman dan Nyai Hj Rodliyah Djazuli.
Selain mengajar, Gus Dien juga merupakan sesepuh pengurus PBNU dan PWNU Jawa Timur. Yang istimewa dari Gus Dien, di rumah dan mobilnya selalu disediakan kain kafan, jaga-jaga jika ada yang meninggal dunia. Kebiasaan itu telah puluhan tahun dijalankan beliau.
(sun/bdh)