Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair, Stefania Widya Setyaningtyas mengatakan, bahwa tubuh membutuhkan nutrisi yang cukup dan dapat memberikan energi cukup pula bagi tubuh. Pemenuhan dan kebutuhan nutrisi seseorang saat isolasi mandiri (Isoman) berbeda-beda.
"Kebutuhan gizi orang yang isolasi mandiri bergantung pada kondisi fisiknya sendiri. Misal ia mengalami gejala demam maka ia butuh asupan energi dan cairan yang lebih banyak dibandingkan biasanya. Adanya penyakit penyerta juga mempengaruhi kebutuhan gizinya," kata Stefania, Jumat (9/7/2021).
Stefania mengaku tidak ada makanan yang bisa mencegah atau menyembuhkan COVID-19. Makanan yang dikonsumsi lebih berperan untuk mengoptimalkan kerja sistem imun tubuh.
"Makanan yang baik adalah makanan yang seimbang dan beragam. Ikuti anjuran Piring Makanku dengan selalu mengkonsumsi sumber protein, karbohidrat, sayur dan buah, serta air yang cukup," ujar ya.
Status gizi seseorang juga dapat memprediksi tingkat keparahan akibat terpapar COVID-19. Orang yang obesitas memiliki peluang besar untuk menderita COVID-19 dengan gejala yang lebih berat.
"Oleh karena itu, menjaga pola makan seimbang serta cukup beraktivitas fisik di rumah menjadi hal penting yang harus dilakukan," katanya.
Stefania menjelaskan, bahwa saat mengolah makanan untuk seseorang yang sedang isolasi mandiri tidak ada tata cara khusus. Bahkan belum ada penelitian yang menerangkan bahwa COVID-19 dapat berpindah melalui makanan.
"Sebaiknya olah makanan dengan memasak hingga matang atau panaskan kembali makanan yang dibeli jika tidak segera dimakan," jelasnya.
Membuat perencanaan menu makanan serta perencanaan belanja dapat dilakukan bagi seseorang yang tengah isoman untuk mengurangi intensitas keluar rumah.
"Lakukan beberapa tips untuk meningkatkan masa simpan bahan makanan seperti menyimpan sayur hijau dengan membungkus pada wadah yang diberi lubang dan kertas atau tisu," pungkasnya. (fat/fat)