Kasi Pelayanan Medis RSUD Prof dr Soekandar dr Rini Setyowati mengatakan layanan IGD ditutup sementara sejak Rabu (7/7) siang. Rumah sakit rujukan COVID-19 di Mojokerto ini menolak pasien baru karena terbatasnya stok oksigen. Sampai sore ini, IGD hanya melayani pasien anak dan bayi.
"Kami melakukan penutupan IGD itu karena ketersiadaan oksigen tidak terjamin. Jadi, kadang ada, kadang tidak ada. Padahal kebanyakan pasien COVID-19 saat ini membutuhkan oksigen. Sebagian besar pasien datang ke sini kondisinya sudah sesak nafas. Kalau kami memasukkan pasien, sampai sini oksigennya mati, kami tidak bisa ngapa-ngapain," kata dr Rini kepada detikcom, Kamis (8/7/2021).
Berdasarkan data dari Bidang Penunjang RSUD Prof dr Soekandar pukul 13.00 WIB, stok oksigen di rumah sakit pelat merah ini tinggal 3.000 liter oksigen liquid dan 40 tabung oksigen kemasan 6 meter kubik. Sementara pasien yang sedang dirawat saat ini berjumlah 62 orang.
"Misalnya stok oksigen saat ini cukup untuk 30 jam untuk pasien yang ada sekarang. Kalau kami memasukkan pasien baru akan mengurangi jam kita yang 30 itu. Kami order (oksigen) terus, kami pantau terus. Itu pun sering meleset. Seperti tadi malam katanya jam 9 malam datang, ternyata setengah 1 baru datang. Bayangkan berapa jam para pasien mendapatkan asupan oksigen yang kurang. Tidak semua bisa dicover pakai oksigen tabung, seperti ICU tidak bisa, harus pakai oksigen central," ungkap dr Rini.
Tak menentunya pasokan oksigen medis dari depo, lanjut dr Rini, membuat suplai oksigen ke ruang-ruang perawatan pasien COVID-19 di RSUD Prof dr Soekandar beberapa kali mati. Selain oksigen kemasan tabung, ruang-ruang perawatan mendapat pasokan oksigen dari tabung besar di bagian belakang rumah sakit yang berisi oksigen liquid. Tabung besar itu biasa disebut oksigen central.
"Mulai hari Selasa (6/7) pagi beberapa kali mati. Datang pasokan cuma cukup untuk 4 jam. Setiap kali seperti itu. Padahal saat mengisi mereka harus mematikan aliran oksigen sekitar 5-10 menit. Kalau suplainya kecil-kecil gitu, setiap satu jam, dua jam itu mati. Bayangkan yang di ICU yang benar-benar butuh ventilator kan tidak bisa nyala tanpa oksigen central. Kalau kami memasukkan orang dengan kondisi gitu, dengan risiko mati oksigennya, bagaimana ya rasanya melihat orang megap-megap di situ. Kondisinya ngos-ngosan di dalam, kami melihatnya tidak tega," terangnya.
Ia berharap, Pemkab Mojokerto segera turun tangan menjamin pasokan oksigen medis untuk RSUD Prof dr Soekandar kembali lancar. "Minimal pasokan oksigen tepat pada waktunya. Kami tidak akan menolak pasien kalau semuanya itu dicukupi," cetusnya.
Selain IGD, 5 ruangan operasi di RSUD Prof dr Soekandar juga ditutup total sejak Minggu (4/7). Satu di antaranya ruangan operasi khusus pasien COVID-19. Menurut dr Rini, layanan operasi terpaksa disetop karena sejumlah tenaga kesehatan (nakes) terinfeksi Virus Corona.
"Layanan operasi kami tutup karena petugasnya beberapa terkonfirmasi COVID-19. Sehingga teman-teman kami istirahatkan dulu khawatir kalau ada yang OTG. Rencananya akan dibuka kembali Senin pekan depan," tandasnya. (iwd/iwd)