Pantauan detikcom sekitar pukul 17.00 WIB, pasar yang masih beroperasi yakni Pasar Keputran. Di pasar induk itu, sejumlah aktivitas bongkar muat barang dan pengunjung masih ramai.
Anas, salah seorang pedagang di Pasar Keputran mengatakan dia masih rutin mengirim sayur-sayuran ke pasar. Meski begitu dia mengaku tetap memakai masker dan menjaga protokol kesehatan sebisa mungkin.
"Masih ngirim setiap sore. Ya ini kan soalnya pasar induk. Tutupnya katanya jam 8 malam," ujar Anas saat ditemui detikcom di Pasar Keputran, Senin (5/7/2021).
Saat ditanya soal rawan tertular COVID-19, dirinya mengaku tetap khawatir.
Baca juga: Polisi Jatim Sidak Apotek Cek Kelangkaan Obat di Tengah COVID-19 |
![]() |
"Ya khawatir. Tapi tetap saya pakai masker kalau sudah berkerumun dan jaga jarak sebisa mungkin," imbuh Anas.
Tak hanya di Pasar Keputran saja yang beroperasi di sore hari, Pasar Tembok tampak pembeli dan penjual masih ramai. Bahkan para penjual terlihat hingga berjualan di pinggir jalan.
Endang, salah seorang pembeli mengaku enggan masuk ke pasar selama adanya pandemi COVID-19. Dia pun memilih membeli kebutuhan pokok cukup di luar pasar. Dirinya tidak berani belanja malam hari sejak pandemi COVID-19.
"Tiap hari belanja di sini (Pasar Tembok) sama suami. Tapi saya gak masuk pasar. Ya khawatir juga kan karena seperti ini. Jadi belanjaanya kalau bisa di luar saja," tukas Endang.
Sementara Aturan Lengkap PPKM Darurat yang Berlaku 3-20 Juli di Jawa-Bali, di antaranya Untuk supermarket, pasar tradisional, toko kelontong, dan pasar swalayan yang menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasional sampai pukul 20.00 waktu setempat dengan kapasitas pengunjung 50% (lima puluh persen); untuk apotik dan toko obat bisa buka full selama 24 jam. (fat/fat)