Jumlah RS swasta di Surabaya yang lockdown terus bertambah. Saat ini, total ada 14 RS swasta yang overload sehingga lockdown.
Pantauan detikcom, 10 RS swasta yang lockdown yakni RS Adi Husada Kapasari, RS Al-Irsyad, RS Gotong Royong, RS Premier Surabaya, RS Royal Surabaya, RS PHC Surabaya, RS National Hospital, RS Wiyung, RS Adi Husada Undaan Wetan dan RS Islam Surabaya (RSIS) A Yani.
Soal lockdown tersebut dibenarkan oleh Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jatim, dr Dodo Anondo. Namun penutupan IGD itu bersifat sementara dan dinamis dengan sistem buka tutup.
"Iya, betul IGD RS-RS tutup sementara. Tapi menutup sementara ya, kami sistemnya buka tutup secara dinamis," kata Dodo saat dikonfirmasi, Senin (5/7/2021).
Berikut 14 RS Swasta di Surabaya yang lockdown:
1. RS Adi Husada Kapasari
Sejak Minggu 4 Juli 2021, IGD COVID-19 di RS Adi Husada Kapasari tutup sementara.
2. RS Al-Irsyad
Masih belum diketahui sejak kapan IGD Al-Irsyad tutup. Namun hingga kini diketahui masih tutup sementara. Hal itu juga dibenarkan oleh Ketua Persi Jatim.
3. RS Gotong Royong
RS Gotong Royong juga baru-baru ini menutup IGD COVID-19 untuk sementara.
4. RS Premier Surabaya
Memalui akun Instagram @rspremiersurabaya, diterangkan bahwa mulai 5 hingga 7 Juli pelayanan IGD red zone dan poliklinik rawat jalan tutup sementara. Hal tersebut untuk meningkatkan pelayanan yang disesuaikan dengan kondisi terkini.
5. RS Islam Surabaya (RSIS) A Yani
Sama halnya dengan RSI Jemursari, RSIS A Yani juga lockdown sejak Sabtu, 3 Juli 2021. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut.
Dirut RSI A Yani, dr Dodo Anando mengatakan, penutupan ini bersifat dinamis. Artinya IGD baru bisa menerima lagi pasien COVID-19 kalau ada yang kosong. "Ya betul tapi dinamis," terangnya.
6. RS Royal Surabaya
Di IGD RS Royal, penutupan sejak Sabtu, 3 Juli 2021 ini bukan karena overload. Melainkan pasokan oksigen yang tidak ada.
"Saat ini IGD kami masih tutup sementara, bukan karena overload, tetapi karena pasokan oksigen yang belum ada. Info baru sekitar siang nanti kami dapat oksigen," kata Jubir COVID-19 RS Royal Surabaya, dr Dewa Nyoman Sutanaya SH MHKes MARS.
7. RS PHC Surabaya
IGD RS PHC tutup sejak Jumat, 2 Juli 2021. Humas PHC Surabaya Irfan Prayogo menyampaikan, per 5 Juli, bed occupancy rate (BOR) rawat inap COVID-19 di RS PHC Surabaya mencapai 100 persen. Secara riil di IGD pasien juga terus berdatangan. Saat ini terdapat pasien yang masih antre menunggu kamar. Beberapa dengan kondisi sesak yang memerlukan alat bantu napas.
"Sesuai dengan kondisi riil yang kami alami, maka dengan berat hati kami sampaikan bahwa saat ini kami sampaikan mohon maaf, IGD sementara ditutup. Kami sedang mengoptimalkan pelayanan yang telah melebihi kapasitas sejak Jumat (2/7). Namun perlu diingat bersama, bahwa kondisi di lapangan bisa sangat dinamis," kata Irfan.
Simak juga 'Hari Pertama PPKM Darurat, Penyekatan CITO Surabaya Macet 1,5 Km':
8. RS National Hospital
Pihak RS National Hospital juga membenarkan jika IGD RS di kawasan Surabaya Barat ini tutup sementara. "Iya, masih tutup sementara," kata Marketing National Hospitas, Valen.
9. RS Wiyung
Direktur utama RS Wiyung, dr Eko Wahyu Agustin MM membenarkan jika IGD RS Wiyung tutup sementara sejak Jumat, 2 Juli 2021. Akan tetapi untuk IGD non COVID-19 tetap buka.
"IGD non COVID-19 kami masih tetap buka. Yang sementara tutup adalah IGD khusus (untuk COVID-19 dan gangguan pernapasan)," kata Eko.
10. RS Adi Husada Undaan Wetan
Sejak Minggu 4 Juli 2021, IGD COVID-19 di RS Adi Husada Undaan Wetan sementara tutup. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Unit Pemasaran & Layanan Pelanggan RS Adi Husada Undaan Wetan, dr Sylvia Sumitro.
"Memang betul, kemarin IGD kami tutup sementara, karena bed di IGD sudah full dan masih ada banyak antrean. Jadi kasihan pasien kalau sudah daftar dan antre tapi tidak tau kapan bisa ditangani. Bila pasien dalam antrian sudah tertangani semua dan sudah bisa menerima pasien, maka kami buka kembali," tutupnya.
11. RS Husada Utama (RSHU) Surabaya
RSHU juga merupakan salah satu RS rujukan COVID-19 utama di Surabaya. Namun pada Minggu, 4 Juli 2021 RSHU akhirnya melakukan lockdown pada IGD karena overload.
Hal ini dibenarkan oleh Dirut RSHU dr Didi Dewanto SpOG. Jika pasien COVID-19 yang antre di IGD kondisinya tidak bagus dan puluhan nakes terpapar. "Banyak antrean pasien yang masih jelek-jelek kondisinya di IGD. Ada 6 pasien antre di IGD. Sehingga (IGD ditutup) untuk menghindari antrian dan paparan pasien-pasien COVID-19. 3 dokter yang terpapar. Sangat banyak (perawat terpapar). Ada 50an perawat dan pegawai yang terpapar," kata Didi saat dihubungi detikcom, Senin (5/7/2021).
12. RS William Booth
Pada 28 Juni 2021, RS William Booth membuat surat permohonan lockdown bernomor 1999/RSWB/DIR/VI/2021 yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita dan ditandatangani oleh Direktur RS William Booth dr T. B Rijantono DFM. RS William Booth mengajukan untuk lockdown pada IGD per tanggal 29 Juni 2021.
13. RS Katolik St. Vincentius a Paulo (RKZ)
Karena lonjakan kasus dan overload di RS, maka RS Katolik St. Vincentius a Paulo (RKZ) memutuskan menutup sementara IGD mulai Jumat 2 Juli 2021. Hal itu pun dibenarkan Kabid Hospital Development and Relation RKZ Surabaya, dr Agung K. Saputra MARS. Ia mengatakan belum tahu sampai kapan IGD ditutup.
"IGD RKZ sedang tidak terima pasien COVID-19. Selain pasien COVID-19, kita masih tetap menerima. Kalau pasien COVID-19 sudah tidak bisa terima lagi," kata Agung, Sabtu (3/7/2021).
14. RS Islam (RSI) Jemursari
IGD RSI Jemursari melakukan lockdown sementara di IGD COVID-19 per Sabtu, 3 Juli 2021. Hal ini terjadi karena bertambahnya kasus COVID-19. Beberapa kali overload, akhirnya IGD lockdown karena 51 nakes serta pegawai positif COVID-19.
Namun, IGD RSI Jemursari kemungkinan akan dibuka kembali pada Selasa (6/7/2021), setelah lockdown. "Sementara kalau barusan saya dari IGD kita tetap menerima. Jadi meskipun ditutup tapi kalau ada pasien kejang kita terima. Apa lagi kalau tidak ditutup. Kita maksimal Senin, jadi buka lagi Selasa," kata Wakil Direktur Layanan Medis dan Keperawatan RSI Jemursari, dr Dyah Yuniati.