Pos penyekatan swab antigen di Jembatan Suramadu akhirnya ditiadakan. Kedua pos baik di sisi Bangkalan dan sisi Surabaya juga dihentikan. Sebelumnya, pos penyekatan ini mulai berdiri sejak 7 Juni 2021. Pos penyekatan ini bentuk ikhtiar menekan penyebaran COVID-19 yang mulai meningkat.
"Jadi pas penyekatan yang ada di sisi Bangkalan itu dicabut dan juga pos yang ada di sisi Surabaya ini akan kami cabut," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Gatot Repli Handoko di Surabaya, Rabu (23/6/2021).
Gatot menambahkan keputusan ini diambil setelah digelar analisa dan evaluasi (Anev). Namun, Gatot mengatakan pihaknya tak akan kendor dalam menangani COVID-19. Karena, penanganan COVID-19 dilakukan difokuskan 8 desa dalam 5 kecamatan di Bangkalan.
"Dari hasil analisa dan evaluasi, kami melakukan relaksasi ini. Kita akan fokuskan penanganan penyebaran COVID-19 ini di 8 desa di 5 kecamatan yang ada di Bangkalan," imbuh Gatot.
Kendati demikian, Gatot mengatakan masyarakat yang melintas di Jembatan Suramadu juga diwajibkan membawa Surat Izin Keluar Masuk (SIKM). Gatot menegaskan pihaknya akan melakukan pemeriksaan.
Baca juga: Penyekatan Suramadu Jadi Polemik, Ini Kata Pengamat |
"Untuk masyarakat yang dari Madura kami berharap membawa SIKM yang bisa didapatkan di kecamatan maupun kelurahan RT RW. Kita akan fokuskan pada pengecekan secara random terhadap SIKM. Fokus kita di Bangkalan," tambahnya.
Selain itu, pemeriksaan SIKM digelar di penyekatan pada 8 zona merah dan beberapa wilayah di Madura tersebut.
"Itu yang kita gunakan di-full-kan ke hulunya. Nantinya pemeriksaan SIKM dilakukan di sana. Ada beberapa pos penyekatan di Sampang, Bangkalan yang di sana akan diminta SIKM-nya," papar Gatot.
Lima kecamatan yang dilakukan penyekatan dan pelaksanaan PPKM Mikro yakni Kecamatan Bangkalan Kota, Arosbaya, Klampis, Geger, dan Burneh.
Dicabutnya pos penyekatan Suramadu, lanjut Gatot, dilakukan setelah analisa dan evaluasi, ada penurunan kasus dari warga yang di-swab di penyekatan Suramadu.
Simak video 'Warga Ogah Diswab di Suramadu, Menko PMK: Ini Bukan Mempersulit':
"Penyekatan di Suramadu kan sudah 14 hari dan kita analisa terus sudah ada penurunan masyarakat yang positif COVID-19. Makanya kita bergesernya ke delapan desa di lima kecamatan tersebut," ungkap Gatot.
Selain itu, Gatot mengatakan ada sejumlah petugas gabungan yang akan bekerja sama dalam penanganan COVID-19 di Bangkalan meski penyekatan Suramadu ditiadakan.
"Ada petugas gabungan dari TNI dan pemerintah. Ada juga petugas dari Polda, Kodam V/Brawijaya. Ada pasukan Brimob yang membantu penyekatan, lalu petugas lainnya ada yang membagi sembako dan bantuan. Selain itu, ada petugas yang ikut mengawasi proses vaksinasi," jelasnya.
Dari seluruh upaya ini, Gatot berharap penyebaran COVID-19 di 8 desa berzona merah yang ada di 5 kecamatan Bangkalan bisa segera diatasi.
"Harapan ke depannya delapan zona merah ini bisa menjadi zona oranye, kuning, bahkan bisa hijau," harap Gatot.
Baca juga: Saat Massa Lempari Penyekatan Suramadu dengan Petasan hingga Anjing Pelacak Disiagakan |
Di lokasi, pos penyekatan Suramadu di sisi Surabaya dan sisi Bangkalan dibongkar. Pos tersebut sebelumnya digunakan untuk swab warga Madura yang hendak masuk Surabaya.
Dari pantauan detikcom, tidak ada aktivitas petugas tenaga kesehatan di pos tersebut. Pos berupa tenda, meja, dan kursi memang masih ada. Tetapi sejumlah orang sudah mulai membereskan meja dan melipat kursi yang ada.
Sebagian petugas lain membersihkan lokasi. Sebagian lagi membereskan barang-barang lain yang ada di lokasi seperti kipas angin uap. Kendaraan yang lewat juga dibiarkan lewat begitu saja tanpa dihentikan. Suasana lalu lintas terpantau lengang dan cukup sepi.
Selama ada penyekatan di Surabaya, ribuan orang terjaring dan ratusan orang positif COVID-19. Di antara warga yang positif COVID-19 ada yang terpapar varian baru varian Delta atau India. Mereka dirawat di RS Lapangan Indrapura (RSLI) dan RSUD Bojonegoro.
Penyekatan di Suramadu menjadi perhatian pemerintah. Terbukti Menkes Budi Gunawan dan Menko PMK Muhadjir Effendy mengapresiasi penekanan penyebaran COVID-19.
Dan selama 3 minggu berdiri, pos penyekatan mendapat penolakan dari warga Madura. Selain melakukan demo ke Balai Kota Surabaya, terjadi peristiwa perusakan Jumat (18/6) dini hari hingga videonya viral aplikasi percakapan whatsapp. Selain itu video massa mendatangi pos penyekatan Suramadu membawa petasan dan melemparnya ke petugas di dekat BPWS (Badan Pengembangan Wilayah Surabaya) juga viral di aplikasi perpesanan.