Bagaimana klaster itu muncul? Plt Camat Sumbermanjing Wetan Nurmawan Wibowo menceritakan bagaimana kronologi sebaran virus itu pertama terjadi.
Diawali adanya acara hajatan di kediaman warga berinisial SP Sabtu (12/6) hingga Minggu (13/6. Esok harinya, Puskesmas Sitiarjo menerima pasien dengan gejala mengarah ke COVID-19, yakni batuk, pilek, dan sesak nafas.
"Hari itu juga dilaksanakan tracing kepada keluarga pasien dan diterima keterangan bahwa satu keluarga selesai membantu kegiatan hajatan di rumah kamituwo Rowotrate dengan gejala batuk, pilek dan sesak nafas," ujar Nurmawan kepada detikcom, Selasa (22/6/2021).
![]() |
Tes swab PCR, lanjut Nurmawan, kemudian dilaksanakan terhadap lima orang dalam satu keluarga itu, Selasa (15/6/2021).
Pada Rabu (16/6/2021), Puskesmas Sitiarjo melaksanakan tracing, testing, treatment kepada 23 warga Dusun Rowotrate yang juga selesai membantu pelaksanaan hajatan di rumah SP juga merupakan perangkat desa itu.
"Hari Jumat 18 Juni 2021 hasil tes swab PCR kepada 5 orang menunjukkan hasil positif COVID-19," terang Nurmawan.
Untuk menekan sebaran virus, Puskesmas Sitiarjo menggelar swab PCR massal. Setidaknya ada 89 warga yang memiliki kontak erat terhadap 5 warga positif COVID-19 menjalani tes.
"Hasilnya belum keluar, untuk membatasi pergerakan masyarakat, kita memutuskan untuk menutup area Dusun Rowotrate," beber Nurmawan.
Pos penyekatan, penyemprotan desinfektan serta dapur umum didirikan untuk menyuplai kebutuhan warga. Dua kali dalam sehari, 650 nasi bungkus disediakan oleh dapur umum.
"Kami juga menghimbau kepada masyarakat Desa Sitiarjo untuk tidak melaksanakan kegiatan sosial kemasyarakatan dan keagamaan yang menimbulkan kerumunan dalam jumlah banyak," tegas Nurmawan.
Simak juga video 'BPK Ungkap Permasalahan Pemerintah Tangani Covid-19':
(iwd/iwd)