Desa di Pasuruan Ini Terlindungi Banjir dan Longsor Berkat Terasering Batu

Desa di Pasuruan Ini Terlindungi Banjir dan Longsor Berkat Terasering Batu

Muhajir Arifin - detikNews
Minggu, 20 Jun 2021 13:41 WIB
terasering desa di pasuruan
Terasering lempeng batu di Desa Galih, Pasrepan, Pasuruan (Foto: Muhajir Arifin)
Pasuruan -

Desa Galih, Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan menerapkan teknologi terasering untuk melindungi wilayah dari banjir dan longsor. Uniknya, terasering ini dibuat dari lempeng batu.

Desa Galih sendiri berada di lereng Gunung Bromo yang berketinggian sekitar 450 meter di atas permukaan laut. Untuk mencapai desa ini harus menaklukkan jalan yang sulit. Sebagian besar jalan aspal sudah rusak bahkan di beberapa titik tinggal batu cadas. Saat melewati bagian jalan cadas yang basah, harus hati-hati agar tak terpeleset dan jatuh.

Namun, usaha berat terbayar saat memasuki desa ini. Setiap warga yang berpapasan tersenyum dan menyapa ramah. Desa ini tampak eksotis. Jalan desa terbuat dari lempeng batu yang ditata rapi. Sebagian besar pondasi rumah juga dibentuk dari pecahan batu. Pagar-pagar rumah dibangun dari tatakan lempeng cadas.

Struktur batu di jalan, pondasi dan pagar rumah hanya ditumpuk begitu saja. Tanpa semen dan perekat lainnya. Dari perkampungan, detikcom menuju hutan yang melingkupi desa. Di hutan ini sebagian besar warga menggantungkan mata pencarian.

Warga memanfaatkan lahan hutan rakyat untuk menanam pohon sengon, mahoni dan pohon produktif seperti durian dan pete. Warga juga menanam umbi, pisang, hingga rumput.

terasering desa di pasuruanTerasering lempeng batu di Desa Galih, Pasrepan, Pasuruan (Foto: Muhajir Arifin)

Di areal hutan ini bisa ditemui terasering yang dibangun dari pecahan batu. Terasering memenuhi kawasan hutan berjarak antara 10-15 meter.

Ngationo, salah satu warga yang ditemui mengatakan terasering itu melindungi desa dari banjir dan longsor. Teras siring dibangun di semua bagian hutan yang melingkupi desa.

"Dengan adanya terasering ini, air dari atas tertahan. Nggak langsung ke bawah. Laju air juga terhambat sehingga aman dari longsor," kata Ngationo, Minggu (20/6/2021).

Ngationo, yang juga memanfaatkan hutan untuk berkebun pisang dan mengambil buah pete mengatakan terasering batu itu sudah dibangun sejak lama. Menurut Ngationo, generasi sebelumnya sudah menyadari bahaya banjir dan longsor sehingga membangunnya.

"Sudah dibangun sejak lama. Sebelum saya lahir sudah ada. Sekarang warga hanya menambah atau meninggikan saja," kata pria 55 tahun ini.

Ngationo menjelaskan batu yang dipakai untuk terasering diambil dari lokasi sekitar. Warga hanya memecah batu besar menjadi lempengan kecil.

"Ya ini kan banyak batu. Nggak usah ambil jauh-jauh," terangnya.

Pria yang juga ketua salah satu kelompok tani ini mengatakan, saat ini tantangan yang dihadapi adalah memperbanyak pohon di kawasan hutan. Selain bisa memperkuat tanah, juga bisa menambah sumber mata air.

"Sekarang banyak yang nanam mahoni dan sengon. Kalau sudah besar ya ditebang. Kami coba mengajak warga menanam pohon produktif seperti durian, sukun dan lainnya. Jadi nggak ditebang kayunya, hanya diambil buahnya," terangnya.

Upaya memperbanyak pohon produktif, kata dia, butuh perjuangan. Warga harus diyakinkan menanam pohon produktif bisa mengganti pendapatan dari memelihara mahoni dan sengon.

"Memang butuh dukungan dari banyak pihak. Di kelompok (tani) saya sudah tak menanam pohon mahoni dan sengon. Kami dibantu Komunitas Rejoso Kita dan beberapa pihak mempertahankan pohon produktif seperti pete dan lainnya seluas 9 hektar." jelasnya.

Ngationo berharap pemerintah setempat bisa memberikan bantuan bibit pohon produktif untuk memperkaya vegetasi kawasan. "Jangan sampai mata air mati, kalau bisa bertambah," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.