Kepala Dusun Toro, Desa Sidomulyo, Agung Aris Saputra mengatakan, keresahan masyarakat atau para peternak sapi di desanya mulai mereda. Terlebih setelah petugas dinas peternakan serta dinas kesehatan turun langsung untuk melakukan upaya penanganan.
"Alhamdulillah sampai saat ini seluruh warga Dusun Toro sudah nggak resah lagi. Karena poskonya dinas kesehatan sudah ada. Kemudian posko dinas peternakan juga sudah ada, buka 24 jam dan siap melayani jika ada laporan," kata Agung, Selasa (8/6/2021).
Hasil pemeriksaan yang menemukan kasus antraks itu justru membuat masyarakat menjadi tenang, karena simpul masalah yang diduga menjadi penyebab kematian puluhan sapi secara beruntun berhasil terungkap. Kondisi itu pun mereduksi isu santet yang sempat berkembang di kalangan peternak.
Menurutnya para peternak juga beraktivitas normal seperti biasa. Meskipun demikian warga tetap melakukan kewaspadaan dan antisipasi terhadap ancaman antraks di wilayahnya, dengan melakukan beberapa langkah sesuai arahan dinas peternakan.
"Sekarang itu peternak lebih menjaga kebersihan kandang maupun ternaknya, termasuk melakukan disinfeksi. Kualitas pakan juga lebih dijaga," ujarnya.
Agung menambahkan, saat ini hampir seluruh sapi di wilayahnya telah mendapatkan penyuntikan vaksin serta pemeriksaan dari dinas peternakan.
Dari dinas kesehatan juga telah melakukan pemeriksaan terhadap enam warga yang diduga terpapar antraks. Mereka mendapatkan pengobatan serta menjalani pengambilan sampel luka untuk diperiksa di laboratorium.
"Alhamdulillah untuk warga yang terpapar kondisinya mulai membaik, satu yang sempat dirawat sekarang sudah pulang," imbuh Agung.
Disinggung terkait penjualan produk susu dari para peternak, hingga saat masih berjalan normal. Harga susu relatif stabil pada kisaran Rp 5.800/liter.
"Satu sapi kena (antraks) itu sapi pedaging," jelasnya.
Salah seorang peternak, Tego mengaku, hingga saat ini 13 ekor sapi miliknya dalam kondisi sehat dan tidak ada yang sakit. "Alhamdulillah semua sehat, ini sudah divaksin," pungkas Tego. (sun/bdh)