Agus meninjau pelaksanaan di jenjang SD dan SMP sederajat didampingi Plt. Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno, Senin (7/6/2021). Di dua sekolah tersebut, Agus tidak hanya mengecek pelaksanaan PTM, namun juga memastikan sarana prasana penunjang sekolah tatap muka terbatas menghindari penularan COVID-19 di kalangan siswa tersedia. Seperti adanya tempat cuci tangan, hand sanitizer, posisi tempat duduk berjarak, dan memenuhi kapasitas maksimal 50 persen dari ruang kelas.
"Sejak dikeluarkanya SKB 4 menteri, banyak daerah termasuk Banyuwangi telah memulai PTM terbatas. Kami ingin melihat pelaksanaannya," ungkap Agus saat monitoring di SDN 4 Penganjuran.
Di Kabupaten Banyuwangi sendiri, sejak pertengahan Januari 2021 telah dilakukan sekolah tatap muka secara terbatas. Hingga saat ini, seluruh sekolah penyelenggara pendidikan telah melaksanakan PTM terbatas. Rinciannya PAUD/TK ada 1.200 lembaga, SD 816 sekolah, dan SMP 202 sekolah dan juga SMA sederajat.
Agus menjelaskan bahwa sekolah tatap muka ini sangat penting bagi anak. Sebab tatap muka dinilai sangat penting karena adanya interaksi antara guru dan siswa yang memang tidak bisa tergantikan.
"Interakasi guru dengan siswa sangat diperlukan. Untuk itu kami membolehkan PTM, namun dengan berbagai syarat yang cukup ketat untuk menghindari penularan virus corona. Kesehatan siswa dan guru tetap menjadi syarat utama," ujarnya.
Dari hasil monitoringnya, dia menilai proses pembelajaran tatap muka terbatas di Banyuwangi telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Dia juga memuji Banyuwangi telah mensyaratkan adanya sertifikasi standart prosedur kesehatan yang dikeluarkan oleh satgas COVID-19.
(iwd/iwd)