"Karena memang di dua kecamatan itu saling berdampingan, kemudian juga memiliki kesamaan iklim dan sama-sama menjadi sentra sapi perah maupun pedaging," jelas Didik.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Trenggalek ini menegaskan, hingga saat ini peternakan di wilayahnya masih aman dari paparan antraks. Pihaknya juga mengklaim tidak ada kasus kematian sapi secara beruntun seperti di Tulungagung.
"Nggak ada (kematian sapi beruntun)," tegasnya.
Sebelumnya kasus kematian sapi dan kambing terjadi secara beruntun di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung. Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, mengatakan jumlah sapi yang mati mencapai 26 ekor dan 3 ekor kambing.
Pada kasus kematian sapi terakhir, petugas Kementerian Pertanian serta Balai Besar Veteriner turun langsung dan melakukan pengujian laboratorium. Hasilnya dipastikan positif terpapar antraks. Sedangkan pemeriksaan 44 ekor sapi hidup dinyatakan aman dan sehat.
(fat/fat)