Sementara 9 desa itu yakni Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun, Desa Jatimulyo Kecamatan Kunir, Desa Pandanwangi, Pandanarum Kecamatan Tempeh, Desa Selok Anyar, Desa Selok Awar-awar, Desa Bades Kecamatan Pasirian dan Desa Bulurejo, Desa Tegalrejo Kecamatan Tempursari.
"Kami akan mengaktifkan Desa Tangguh Bencana. Melalui destana kita juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat di daerah yang rawan bencana tsunami, agar masyarakat paham terhadap gejala tsunami sehingga bisa mengevakuasi dirinya sendiri dan keluarganya," ujar Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo kepada detikcom, Jumat (3/6/2021).
Pihaknya, jelas dia, telah melakukan sosialisasi di daerah yang rawan tsunami. Mulai dari sosialisasi gejala tsunami dan apa yang bisa dilakukan saat bencana datang.
Tak hanya itu, kata Wawan, pihaknya sudah memiliki alat peringatan dini dan tsunami berupa Warning Receiver System (WRS) yang ditempatkan di Kantor BPBD Kabupaten Lumajang Jalan Sultan Hasanudin.
Selain itu, pihaknya juga sudah memasang Early Warning System (EWS) berupa alat sirine manual yang ditempatkan di kantor-kantor desa rawan tsunami. Kearifan lokal masyarakat berupa kentongan juga turut membantu masyarakat jika terjadi bencana.
"BPBD Lumajang sudah memiliki alat peringatan dini dan tsunami berupa WRS serta EWS yang sudah terpasang di beberapa titik. Sehingga ketika terjadi gempa di atas M 6 berpotensi tsunami dari pantauan alat WRS kita akan meminta untuk membunyikan EWS," tambahnya.
Sehingga ketika terjadi gempa yang berpotensi tsunami dari pantauan alat WRS, BPBD Kabupaten Lumajang akan meminta perangkat desa untuk membunyikan EWS yang sudah terpasang di sejumlah desa yang rawan bencana tsunami dan masyarakat akan berkumpul di tempat yang lebih aman.
(fat/fat)