Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Allaster Cox mengatakan FSAI kali ini merupakan yang pertama digelar secara virtual karena masih dalam pandemi COVID-19. Sebelumnya, FSAI pernah digelar di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Mataram hingga Bandung.
Kendati demikian, Allaster berharap dengan digelar secara virtual, FSAI bisa dinikmati masyarakat di seluruh Indonesia.
"Saya rasa ini pertama kalinya kami menyelenggarakan FSAI secara virtual, jadi seluruh orang dari Nusantara ada kesempatan untuk nonton film. Sebelumnya kami menyelenggarakan di Jakarta, Jogja, Surabaya. Tapi sekarang seluruh masyarakat bisa menikmati," kata Allaster dalam konferensi pers virtual yang diikuti detikcom di Surabaya, Jumat (7/6/2021).
Allaster mengatakan pihaknya telah memilih sejumlah film terbaik Indonesia dan Australia. Dia berharap kesempatan ini bisa menggaet jauh lebih banyak audience.
Selain itu, dengan FSAI ini, Allaster mengatakan dirinya ingin mempromosikan alumni-alumni Indonesia yang sudah berkesempatan belajar di Australia.
"Kami ingin mempromosikan yang sudah belajar di Australia dan sudah lolos dengan pengalaman, baik studi mereka dan sudah lolos menjadi sineas dan nanti mereka menjadi saudara atau di bidang akting atau yang lain, ini menjadi satu bukti antara Australia dan Indonesia ada kesempatan yang mudah belajar di sana, saat kembali ke Indonesia bertambah keterampilan akan film dan kebudayaan. Ini harapan kami, melalui pendidikan kami akan membangun hubungan antara Australia dan Indonesia," jelasnya.
Sementara itu, salah satu Sahabat FSAI yang sempat mengenyam pendidikan di Australia, Marissa Anita menceritakan jika dirinya mendapat banyak ilmu saat belajar di sana.
"Bagaimana pengalaman saya di Australia dalam membantu karir, itu begitu besar. Di bidang yang saya tekuni, saya kuliah jurnalistik dan sekarang saya jadi jurnalis. Dan di sana saya main teater, sekarang saya main film. Australia menjadi bagian saya buat tumbuh dan banyak belajar," ungkap Marissa.
Tak hanya itu, Marissa juga berharap dengan adanya FSAI ini menjadi bidang pertukaran ilmu di bidang film antara Indonesia dan Australia. Hal ini untuk sama-sama meningkatkan kualitas film antarkedua negara.
"Industri sekarang kalau boleh saya bicara, saya ingin banyak penulis yang mahir menghadirkan cerita Indonesia. Saya harapkan suatu hari ada kerja sama Australia dan Indonesia exchange knowledge pertukaran ilmu di bidang akting," papar Marissa.
Di sana ada sekolah drama yang sangat bagus sekali. Exchange knowledge itu penting sekali. Karena kalau kita lihat kedua negara bisa belajar karena ada kelebihan dan kekurangan. Di Indonesia kita sangat kaya, ada elemen budaya yang kental," imbuhnya. (hil/iwd)