27 Tahun Lalu Tsunami Setinggi 13 Meter Terjang Banyuwangi

Ardian Fanani - detikNews
Kamis, 03 Jun 2021 18:58 WIB
Tsunami Banyuwangi tahun 1994/Foto: Istimewa (BPBD Banyuwangi)
Banyuwangi - Genap 27 tahun sudah tsunami menghancurkan kawasan pesisir selatan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Wilayah Pantai Pancer dan pesisir Selatan Banyuwangi dihantam tsunami pada Jumat Pon tanggal 3 Juni 1994 lalu. Gelombang tsunami Banyuwangi setinggi 13,9 meter menelan 229 korban jiwa dan puluhan orang hilang lainnya belum tercatat.

Tercatat di BMKG, tsunami Banyuwangi 1994 tersebut dipicu gempa tektonik bermagnitudo 7,8 di Samudera Hindia. Dengan kedalaman yang cukup dangkal, yakni 18 KM di bawah laut. Tsunami tersebut menyapu sejumlah pemukiman di beberapa pantai. Seperti Pantai Rajegwesi, Pancer, Pulau Merah, Lampon dan Pantai Grajagan. Hunian penduduk, toko dan kapal-kapal nelayan yang bersandar hancur bersisa puing-puing saja.

Meski sudah seperempat abad berlalu, namun nestapa itu masih tersimpan kuat di ingatan mereka yang berhasil selamat. Sebab itu pula, tugu peringatan tsunami Banyuwangi 1994 didirikan di Dusun Pancer Desa Sumberagung.

Mulyono (70), salah satu saksi mata tsunami menyapu Pantai Pancer mengaku masih mengingat betul gelombang tinggi menghancurkan dusunnya. Niatan berangkat mencari ikan batal dilakukan, karena gelombang tinggi menyapu wilayah Selatan Jawa ini.

Genap 27 tahun tsunami menghancurkan Banyuwangi/ Foto: Istimewa (BPBD Banyuwangi)

"Masih ingat, saat itu saya akan melaut. Setelah membeli solar saya mau berangkat. Tapi tiba-tiba air di laut kok surut. Akhirnya pulang ke rumah," ujarnya kepada detikcom, Kamis (3/6/2021).

Saat itu dia merasakan hawa yang cukup aneh. Dari arah laut selatan, air laut cukup tenang dan tidak banyak ombak yang tercipta. Padahal malam itu bulan tidak dalam kondisi purnama, di mana semestinya laut dan cuaca sedang bagus-bagusnya untuk mencari ikan.

"Apa ya, senyap pokoknya. Angin juga nggak ada. Anehnya banyak burung-burung itu terbang, biasanya kan kalau malam nggak ada ya. Lha itu banyak," terang pria asal Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi ini.

Tak berselang lama, dirinya mendengar suara gemuruh disertai angin kencang yang berhembus.


(fat/fat)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork