"Rata-rata usia produktif dan mereka tanpa gejala," ujar Feni.
Feni menambahkann dari puluhan orang yang positif COVID-19 di rusun tersebut, mereka belum divaksin dan tidak mau divaksin.
"Belum di vaksin dan tidak mau di vaksin. Makanya setelah kita swab semua, kita berikan pengertian sebagian besar sudah mau vaksin. Makanya pada 5 Juni, mereka kita lakukan vaksin. Kalau menurut arahan Kepala Dinas Tanah kalau tidak vaksin tidak boleh tinggal di rusun. Karena rapat sekali bangunan ruangan-ruangannya sehingga wajib vaksin untuk menghindari," ungkap Feni.
Selain itu, setelah ditemukan kasus COVID-19 di Rusun Penjaringan, Feni menyebutkan jika sterilisasi sudah dilakukan salah satunya dengan penyemprotan disinfektan.
"Sudah dilakukan oleh PMK, sudah disteril, pagi pada saat mereka beraktivitas," ungkap Feni.
Penjagaan juga dilakukan oleh Pemkot Surabaya di Rusun Penjaringan Sari untuk mengingatkan protokol kesehatan di kawasan Rusun.
"Oh ada dong, kan Dinkes tidak bekerja sendiri. Disana ada Camat, terus ada Pak Lurah, ada Linmas mengatur itu, termasuk tiga pilar," tandas Feni.
Sementara itu menurut Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara ada sekitar 12 ribu penghuni 18 rusun di Surabaya. Dan yang baru divaksin ada 10.240 penghuni. Pemkot akan mencari sisa penghuni yang belum dites swab.
"Kami akan mencari penghuni yang belum dites swab," kata Febri.
(iwd/iwd)