"Orangnya sangat baik. Orang-orang kehilangan. Orangnya baik. Suka membantu siapapun yang butuh pertolongan. Kesulitan apa, dia mau bantu. Diberi ongkos kadang tidak mau," cerita Bambang (70) paman korban saat ditemui wartawan, Sabtu (29/5/2021).
Suprihandi meninggalkan satu istri dan tiga orang anak. Selama ini, korban tinggal di Jalan Ikan Lodan, Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Pemakaman jenazah Suprihandi berlangsung hari ini, karena menunggu kedatangan ibundanya dari Jakarta. Bambang mengenal korban sebagai sosok yang tidak neko-neko.
Sebelum bekerja di Hotel Ibis Sytle Malang, Suprihandi bekerja di pabrik kertas Leces di Kabupaten Probolinggo. "Beliau mahir elektro. Dulu pernah kerja di Leces, sebelum jadi teknisi di hotel," kata Bambang.
Soal keterampilan sosok Suprihandi tegas disampaikan Bambang, bahwa apapun masalah terkait perbaikan mesin atau alat elektronik, di tangan almarhum pasti tuntas. Salah satunya alat pemancar. Jika belum beres, Suprihandi pun mereparasinya di rumah.
"Segala macam bisa diperbaiki, seperti radio, pemancar, televisi, AC bisa. All round, pekerjaan penuh macem-macem. Kadang diberi ongkos kadang tidak mau," kenang Bambang.
Tapi rekan bernama Agus Jari itu, hanya bertemu kurang lebih 5 menit. Keduanya adalah teman sejak kecil. Sat berpamitan, tidak banyak kata keluar dari Suprihandi.
"Punya semangat menolong orang lagi membutuhkan. Almarhum orangnya baik sekali, kami sangat kehilangan," pungkas Bambang.
![]() |
Sebelumnya, teknisi Hotel Ibis Malang Jalan Letjen S Parman, tewas terjepit lift, Jumat (29/5/2021). Unit Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Malang mendapat laporan jika ada teknisi terjepit lift. Laporan diterima sekitar pukul 09.30 WIB. TNI, Polri, PMI, serta BPBD Kota Malang, melakukan assesment mengevakuasi korban.
Saat dievakuasi, teknisi tersebut sudah tak bernyawa. Kondisi tubuh korban bagian tangan kiri mengalami sejumlah luka dan mengeluarkan darah. Begitu juga baju dan celananya. Sementara telinganya juga mengeluarkan darah. Tangan dan kakinya terangkat seperti menahan sakit saat terjepit. Tubuhnya juga tampak kaku.
Proses evakuasi korban oleh tim gabungan membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam. Evakuasi baru bisa dilakukan setelah 3 jam lebih. Berdasarkan keterangan saksi, sang teknisi memperbaiki lift setelah mendapatkan laporan adanya kerusakan sekitar pukul 06.30 WIB. Karena lama tidak ada kabar, pegawai yang lain melakukan pengecekan. Saat itu ditemukan ceceran darah dan mengetahui korban terjepit lift.