Salah Satu Pemilik Disebut Meninggal Karena COVID, 4 Warung di Surabaya Ditutup

Salah Satu Pemilik Disebut Meninggal Karena COVID, 4 Warung di Surabaya Ditutup

Esti Widiyana - detikNews
Jumat, 21 Mei 2021 18:15 WIB
warung yang ditutup karena pemilik meninggal
Salah satu warung yang ditutup (Foto: Esti Widiyana)
Surabaya -

Empat warung di Jalan Ikan Dorang, Krembangan, Surabaya, ditutup. Penutupan dilakukan karena salah satu pemilik warung disebut meninggal karena COVID-19.

Lokasi empat warung tersebut terlihat diberi lilitan tali rafia. Pada lapak warung tertempel kertas putih bertuliskan 'tutup sementara'. Dari video viral yang beredar, sempat tertempel tulisan 'warung ini ditutup karena penjual meninggal akibat COVID-19, terima kasih'. Namun tulisan tersebut kini tak ada lagi.

Ketua RW 01, Kelurahan Perak Barat, Muhammad Abduh W mengatakan pemilik warung yang meninggal disebut karena COVID-19 adalah Cak Kan. Cak Kan adalah pemilik warung kopi. Sementara warung yang lain berjualan soto dan nasi.

Cak Kan meninggal pada Kamis (13/5) pukul 03.00 WIB. Abduh sendiri tak tahu pasti apakah Cak Kan benar-benar meninggal karena COVID-19 ataukah tidak.

"Nah itu yang saya tidak tahu pastinya (saat meninggal positif COVID-19 atau tidak), sebelumnya tidak dapat informasi, keluarga tertutup. Yang jelas pemakamannya standar COVID di TPU Babat Jerawat," ujar Abduh kepada detikcom di lokasi, Jumat (21/5/2021).

Abduh menceritakan, saat Cak Kan meninggal, Ketua RT 04 melaporkan kepadanya. Ketua RT pun baru mengetahui soal itu setelah Cak Kan meninggal. Karena dari pihak keluarga sendiri juga tertutup.

"Saya tidak tahu (kepastiannya), mereka (keluarga) menutup diri. Pak RT menerima laporan katanya meninggal karena COVID. Saya tidak dikasih informasi, mestinya kalau sakit ngomong," kata Abduh.

Saat mengetahui Cak Kan meninggal dan dimakamkan sesuai dengan standar COVID-19, Abduh langsung melapor ke Kelurahan Perak Barat. Kemudian pada hari pertama Idul Fitri langsung dilakukan penutupan.

"Dari kelurahan yang memberi (tulisan), saya dan RT menutup sementara. Kita juga tidak tahu penyebaran COVID-nya. Kalau mereka sakit ngomong ya diisolasi mandiri. Kok kesannya mereka menutup diri, sehingga masih tetap berjualan sampai lebaran der (hari H Lebaran) dan nggak ngomong, akhirnya ditutup. Sampai sekarang masih belum ketemu keluarganya," jelas Abduh.

Abduh mengatakan warga sempat menginfokan kepada RT jika pemilik warkop dan istrinya sempat terpapar COVID-19. Bahkan keduanya sempat dirawat di RS PHC, tetapi saat meninggal tidak ada kepastian karena COVID-19 atau tidak.

"Itu suami istri kena, istri dulu kena terus suaminya atau sebaliknya. Dua-duanya katanya kena COVID, tapi saya tidak tahu pasti kena apa ndak. Tapi tahunya dimakamkan standar COVID. Jujur agak sedikit jengkel, kenapa dari awal nggak ngomong, waktu puasa banyak orang makan minum masih buka. Ini efek jera. Kita laporkan ke kelurahan, kelurahan bikin tulisan meninggal karena COVID. Yang jelas masuk RS PHC kalau nggak salah, dua-duanya masuk RS gantian," jelas Abduh.

Namun, berbeda statement dengan Abduh, pedagang mie pangsit keliling, Wawan, mengatakan bahwa Cak Kan meninggal bukan karena COVID-19. Tetapi karena sakit lambung yang sudah diderita sejak Ramadhan.

"Karena lambung. Sejak puasa sakit lambung, meninggal pas malam takbir," kata Wawan.

Detikcom mencoba mengkonfirmasi ke Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, Irvan Widyanto, namun Irvan mengarahkan ke Camat Krembangan. Namun Camat Krembangan, Agus saat dikonfirmasi baik melalui telepon maupun pesan tidak ada respons. RS PHC pun tidak bisa memberikan informasi, karena data pemilik warung tidak lengkap dan dikhawatirkan data yang diberikan tidak valid.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.