.webp)
kemeriahan menyambut Idul Fitri terlihat di berbagai desa, salah satunya di Desa Ngadirejo, Kecamatan Pogalan. Hiasan dari aneka kain warna warni yang dibalut lampu hias terpasang di seluruh penjuru jalan kampung.
Menurut salah seorang perangkat Desa Ngadirejo, Khoirul Anam, kemeriahan ini tidak hanya siang hari. Pada saat malam hari tiba, kondisi kampung justru semakin meriah. Gemerlap lampu aneka warna seolah menghidupkan suasana kampung.
"Menghias kampung untuk menyambut Idul Fitri seperti ini sudah kami lakukan sejak beberapa tahun terakhir," kata Khoirul Anam, Rabu (12/5/2021).
 kampung hias di Trenggalek (Foto: Adhar Muttaqien) |
Untuk mempercantik lorong-lorong jalan kampung tersebut membutuhkan anggaran hingga belasan juta rupiah. Namun kebutuhan itu dapat dengan mudah didapatkan dengan cara gotong royong dari warga.
"Semua ini merupakan patungan dari masyarakat, kemudian anak-anak rantau yang ada di luar negeri maupun luar daerah, semua terlibat," jelasnya.
Proses pemasangan pun juga dilakukan secara bergotong-royong. Warga memasang aneka ornamen hiasan itu pada malam hari, agar tidak mengganggu puasa maupun pekerjaan.
"Kalau siang kan puasa, ada juga yang kerja. Jadi, semua dikerjakan pada malam hari," ujar Khoirul.
Tak hanya di Desa Ngadirejo, kegiatan menghias kampung juga dilakukan di sejumlah desa di Trenggalek, termasuk pelopor hiasan kamoung di Desa Widoro, Kecamatan Gandusari. Gemerlap lampu aneka warna membuat suasana kampung lebih hidup dan meriah.
"Untuk Widoro, tahun lalu sempat nggak menghias kampung, karena awal pandemi. Sekarang mulai menghias lagi," kata salah salah seorang warga, Marzuki.
Dikatakan Marzuki, dengan menghias kampung diharapkan dapat menjadi hiburan masyarakat, terlebih di saat pandemi seperti sekarang ini.
"Walaupun pandemi dan nggak boleh mudik, bukan berarti nggak ada kemeriahan menyambut lebaran," jelasnya.
Namun dalam menyambut momen Idul Fitri ini, warga diharapkan tetap menjaga protokol kesehatan, sehingga meminimalisir terjadinya paparan COVID-19. (iwd/iwd)
