GM PT ASDP Ketapang Banyuwangi Suharto membenarkan hal tersebut. Biasanya, jumlah kapal yang biasa beroperasi di penyeberangan Ketapang-Gilimanuk sebanyak 32 kapal, kini tersisa 27 unit kapal.
"Pemudik sudah tutup dan kayaknya masyarakat ini taat aturan karena sudah tidak ada yang mau jalan lagi terkecuali logistik. 8 Kriteria yang diatur itu. Sekarang 27 dari yang biasanya 32. Karena ya memang tidak ada yang dimuat," ujarnya kepada wartawan, Kamis (6/5/2021).
Menurut dia, pertimbangan pengurangan operasional kapal tersebut karena setelah ada penyekatan pemberlakuan larangan mudik yang dimulai tanggal 6 Mei pukul 00.00 WIB volume penumpang turun drastis.
"Menurun ya, tapi kita belum hitung jumlahnya," tambahnya.
Kata Suharto, untuk sisa kapal yang dioperasikan ini hanya untuk melayani kendaraan yang masih diperbolehkan untuk menyeberang. Seperti kendaraan pengangkut logistik, ambulans dan kendaraan yang mempunyai izin pada masa pemberlakuan larangan mudik lebaran 6- 17 Mei akan datang.
"Ada 8 item yang boleh menyeberang, salah satunya adalah kendaraan logistik. Ada juga pengecualian yakni kendaraan emergency dan kendaraan dinas bersurat," tambahnya.
Suharto menambahkan, sebelum diberlakukan larangan mudik, terjadi peningkatan pengguna jasa penyeberangan hingga 10 persen. Kendaraan yang menyeberang dari Pulau Bali didominasi kendaraan roda dua dan roda empat pribadi. Mereka adalah masyarakat yang memutuskan untuk pulang kampung lebih awal sebelum pemberlakuan larangan mudik.
Sebelumnya, pemerintah resmi memberlakukan larangan mudik lebaran. Larangan mudik tersebut diberlakukan untuk menekan penyebaran virus corona di Indonesia pasca Hari Raya Idul Fitri tahun ini. (fat/fat)