Para siswa SMAK Katolik Hikmah Mandala Banyuwangi tampak mengheningkan cipta sambil membawa rangkaian tulisan 'Love For Nanggala 402' lengkap dengan gambar kapal selam, Selasa (27/4/2021). Para siswa tersebut berasal dari beragam agama, mulai dari Katolik, Protestan, Islam, Hindu, Buddha, dan Konghuchu.
"Kami gelar doa dan mengheningkan cipta mengenang para kru kapal selam KRI Nanggala-402. Perwakilan agama di sekolah ikut serta dalam kegiatan ini," ujar Antonius Olva Septian guru Pendamping Siswa SMAK Mandala kepada wartawan.
Meski berlabel sekolah Katolik, namun sekolah ini hampir 50 persen para siswa di sekolahnya merupakan muslim dan sisanya dari beragam agama.
"Nilai nilai toleransi memang terus kami perkuat di sini. Ini memang sekolah Katolik, tapi siswanya 50 persen muslim, sisanya Katolik, Hindu, Budha, Konghuchu," tambah Anton.
Saat berdoa, para siswa dari beragam agama ini secara bergantian melafalkan doa agar para kru KRI Nanggala-402 mendapatkan tempat terbaik dan diterima di sisi Tuhan. Mereka juga menyalakan lilin, sebagai bentuk keprihatinan atas peristiwa itu.
Peristiwa duka tenggelamnya kapal KRI Nanggala-402, kata Anton, bisa menjadi pembelajaran bagi para siswa untuk saling berbagi rasa dan peduli.
"Berkumpul di sini, tujuannya mendoakan seluruh kru KRI. Melatih kepedulian itu penting mengajarkan peduli dan berbagi rasa. Harapan kami, semoga semua kru jenazah bisa ditemukan," terangnya.
Sementara itu, salah satu siswa SMAK yang ikut berdoa, Brigita Bathari Bening Biru berharap sebagai generasi penerus bisa memberikan rasa bangga kepada bangsa dan negara.
"Kami mengenang jasa yang telah gugur. Mendoakan supaya mereka damai di surga. Harapan sebagai pelajar meneruskan cita-cita bangsa, agar bisa membanggakan negara dan bangsa," kata Bening. (iwd/iwd)