Penyekatan mudik lebaran digelar mulai hari ini setelah Polres Jombang menggelar apel pasukan untuk Operasi Ketupat Semeru 2021. Operasi ini melibatkan 319 personel gabungan polisi, TNI, Dinas Perhubungan dan Satpol PP.
Kapolres Jombang AKBP Agung Setyo Nugroho mengatakan Operasi Ketupat digelar untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, pihaknya juga melakukan penyekatan terhadap para pemudik yang akan masuk ke Kota Santri.
"Kami menyekat dari luar Jombang untuk menekan angka penyebaran COVID-19. Karena saat ini kondisi di Jombang mulai bagus, jangan sampai (kasus Corona) bertambah dengan adanya pemudik yang datang," kata Agung kepada detikcom, Senin (26/4/2021).
Agung menjelaskan penyekatan digelar di 5 titik yang rawan menjadi pintu masuk para pemudik. Yaitu di exit tol Bandar, exit tol Tembelang, perbatasan Mojokerto-Jombang di Mojoagung, serta di jalur perbatasan Kecamatan Ngoro dan Kabuh.
"Sebelum tanggal 6 Mei, kami hanya melakukan pengetatan mobilitas penduduk saja. Yang bersangkutan harus mempunyai keterangan swab PCR untuk masuk ke Jombang," terang Agung.
Pengetatan mobilitas penduduk diatur dalam Addendum SE Satgas COVID-19 nomor 13 tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Lebaran dan Pengendalian Penyebaran COVID-19 selama Ramadhan.
Pengetatan mobilitas penduduk digelar menjelang larangan mudik 22 April-5 Mei dan pasca larangan mudik 18-24 Mei. Larangan mudik sendiri berlaku 6-17 Mei.
"Sesuai arahan pimpinan, pemudik kami minta putar balik mulai tanggal 6 Mei. Untuk sebelumnya, pengetatan saja," tegas Agung.
Agung menambahkan Satgas Penanganan COVID-19 Jombang juga menyiapkan tempat karantina bagi warga yang nekat mudik ke Jombang. Para pelanggar larangan mudik harus menanggung sendiri biaya karantina selama 5 hari.
"Pemda menyiapkan tempat-tempat karantina. Rabu lusa kami rapatkan," tandas Agung. (iwd/iwd)