"Semoga anak saya cepat-cepat ketemu, semoga selamat. Keluarga berdoa setiap hari, mengadakan istigasah bersama tetangga," kata Ayah KLS Denny, Marsan (52) kepada wartawan di rumahnya, Desa Jatiduwur, Kecamatan Kesamben, Jombang, Sabtu (24/4/2021).
KLS Denny bertugas di KRI Nanggala-402 sebagai operator sonar 3. Sebelumnya, dia sempat bertugas di kapal perang selama dua tahun sejak 2014. KLS Denny baru sekitar satu tahun menikah. Kini istrinya tengah hamil 8 bulan.
Oksigen di kapal selam tempat tugas Denny diperkirakan sudah habis dini hari tadi pukul 03.00 WIB. Meski begitu, Marsan berharap tetap ada keajaiban untuk putranya maupun semua kru KRI Nanggala-402.
"Namanya manusia, kalau nyawa milik Allah SWT, ya ikhlas, tapi masih bagaimana kalau anak. Ya sedikit ada penyesalan, tapi dibalikkan lagi nyawa milik Allah SWT. Semoga ada keajaiban, bisa naik, selamat semua," cetusnya.
Adik KLS Denny, Adelia Titania Arsani (21) menuturkan, kakak kadungnya itu sempat mengatarkan dirinya ke Gresik pada Minggu (18/4). Kakak yang biasa dia panggil Mas Denny itu sempat menginap di rumah keluarganya di Gresik.
"Besoknya pamit balik ke Surabaya untuk bekerja," terangnya.
Dua hari kemudian, Adelia menerima kabar ihwal insiden KRI Nanggala di Selat Bali. Dia lantas mencari informasi ke istri KLS Denny.
"Saya tanya ke istrinya kalau Mas layar ke Bali, kapalnya KRI Nanggala-402. Saya cari di berita, benar itu hilang kontak," jelasnya.
Senada dengan bapaknya, Adelia berharap KLS Denny dan semua kru KRI Nanggala-402 ditemukan dalam kondisi selamat. "Semoga KRI Nanggala segera ditemukan, semua bisa selamat, termasuk Mas saya," imbuhnya.
KRI Nanggala-402 hilang kontak dalam latihan penembakan torpedo di Selat Bali pada Rabu (21/4) dini hari. Kapal selam tersebut dioperasikan 53 awak. Oksigen yang tersedia diperkirakan habis dini hari tadi pukul 03.00 WIB. (sun/bdh)