Untuk itu, Polda Jatim membagi wilayahnya dalam 7 rayon. Nantinya, setiap perbatasan rayon di wilayah perbatasan kabupaten dan kota akan dijaga ketat.
Dirlantas Polda Jatim Kombes Latif Usman memaparkan pembagian rayon ini selain untuk menghalau masyarakat mudik antarrayon, juga untuk mengetatkan pengawasan di tempat wisata hingga tempat ibadah.
"Di Jatim kami membagi 7 rayon, dalam artian kami akan membatasi objek pengamanan seperti tempat wisata, ada instruksi Menteri Dalam Negeri perayaan salat id. Kita juga akan berkoordinasi dengan takmir masjid bagaimana pelaksanaannya sesuai prokes," papar Latif kepada detikcom di Surabaya, Sabtu (24/4/2021).
Latif menyebut, pihaknya akan memastikan masyarakat tetap berada di rayonnya masing-masing. "Begitu juga tempat wisata. Pembagian rayon ini adalah untuk betul-betul memastikan mereka bergerak di rayon masing-masing. Sehingga terjadinya penumpukan akan kita minimalisir sedemikian rupa," ujar Latif.
"Misalnya orang Malang yang boleh berwisata di Malang. Kalau orang Surabaya nggak boleh ke Malang. Surabaya bolehnya ke Surabaya. Sehingga aktivitas masyarakat bisa kita lokalisir dan mereka berada dalam aktivitas di komunitasnya masing-masing," tambahnya.
Tak hanya itu, Latif mengatakan penyekatan akan dilakukan berlapis. Selain penyekatan di perbatasan provinsi, penyekatan juga dilakukan di perbatasan rayon, kabupaten hingga tingkat RT RW melalui PPKM Mikro.
"Begitu juga masing-masing kabupaten akan memiliki kebijakan. Dalam artian, peningkatan COVID-19 yang tinggi dan mereka mempunyai kebijakan sendiri dan mereka punya penyekatan di tempat tersebut. Sehingga penyekatan dari provinsi, setelah provinsi antarrayon, dan di kabupaten, pengawasan objek hingga RT RW," tambahnya.
Latif berharap upaya ini bisa memutus mata rantai penularan COVID-19 di Jatim. Sehingga tak terjadi lonjakan pasien.
"Sehingga COVID-19 ini, di masa liburan ini tidak melonjak. Seperti yang kita khawatirkan di tahun 2020 terjadi kenaikan sekian persen, ini yang betul-betul kita upayakan pergerakan orang bisa kita terdeteksi. Dalam artian, sehingga apa bila mereka mempunyai bibit Corona ini dapat kita lokalisir, apa lagi mudik ini berkunjung ke orang tua yang sangat rawan. Lebih baik mereka berada di tempat masing-masing," pesan Latif. (sun/bdh)