Perjuangan Dokter Mojokerto Berinovasi dan Bertaruh Nyawa Lawan COVID-19

Perjuangan Dokter Mojokerto Berinovasi dan Bertaruh Nyawa Lawan COVID-19

Enggran Eko Budianto - detikNews
Rabu, 21 Apr 2021 18:40 WIB
Perjuangan Bu Dokter Lawan COVID-19 di Mojokerto, Rela Bertaruh Nyawa dan Rajin Berinovasi
Dokter Dani memeriksa APD dan peralatan di puskesmas Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto/detikcom)
Mojokerto - Banyaknya tenaga kesehatan yang gugur karena COVID-19 tak membuat gentar dr Kusuma Wardani. Tidak hanya rela bertaruh nyawa demi menyembuhkan pasien terinfeksi virus Corona, kartini dua anak ini juga rajin berinovasi melawan pandemi.

Dengan cekatan, dr Wardani mengecek peralatan medis di ruang isolasi Puskesmas Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. Saat Hari Kartini 2021, Dokter Dani juga tampak memasang beberapa bed pasien yang kosong dipasang sprei sebagai persiapan jika setiap saat pasien COVID-19 datang.

Jabatan Kepala Puskesmas Gayaman justru membuatnya tertantang untuk selalu memberi contoh anak buahnya. Sejak 26 Desember 2020, perempuan berjilbab yang akrab disapa Dokter Dani ini merawat pasien COVID-19. Itu sejak Puskesmas Gayaman menjadi salah satu tempat isolasi pasien Corona yang tergolong OTG, dengan gejala ringan hingga sedang. Selama empat bulan terakhir, ia bersama tim telah menyembuhkan 87 pasien.

"Alhamdulillah pasien COVID-19 yang dirawat di sini sembuh semua, tidak ada yang meninggal. Paling lama pasien diisolasi 11 hari, paling singkat dua hari sudah sembuh," kata dr Dani saat berbincang dengan detikcom di Puskesmas Gayaman, Jalan Raya Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Rabu (21/4/2021).

Sebagai dokter umum, perempuan kelahiran Surabaya 39 tahun lalu ini rela berinteraksi langsung dengan para pasien COVID-19 selama 4 jam setiap hari. Tentu saja dr Dani selalu melindungi dirinya dengan APD lengkap. Perasaan takut mati seakan sirna dari diri ibu dua anak ini.

Kesembuhan pasien menjadi prioritas utama dirinya. Untuk itu, dengan teliti dan sabar, dr Dani memberi pengobatan dan vitamin kepada setiap pasien. Tak hanya itu, dia juga rajin memberi terapi psikis kepada pasiennya. Utamanya saat para pasien diajak senam dan berjemur pada pagi hari.

"Dalam situasi seperti ini, kalau kita takut akan mempengaruhi imun kita, imun akan turun. Oleh sebab itu, saya ikhlas melayani pasien supaya segera sembuh, prosedur prokes saya jalani dengan benar, lalu saya pasrahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa," cetusnya.

Empat bulan merawat pasien COVID-19 membuat dr Dani mendapat banyak pengalaman tak terlupakan. Salah satunya saat merawat pasangan suami, istri dan seorang anak usia 5 tahun. Satu keluarga itu diisolasi hingga 11 hari lantaran tidak kunjung sembuh. Ternyata, beban psikologi menjadi penyebabnya.

"Satu keluarga ini selalu murung, tujuh hari diisolasi tidak juga sembuh. Saya beri edukasi dan motivasi kepada ibunya yang merasa bersalah karena menularkan ke keluarganya. Saya terapi psikisnya, saya buat nyaman si ibu, ternyata suami dan anaknya ikut nyaman. Empat hari kemudian, diswab, alhamdulillah negatif semua. Mereka bahagia, syukuran membuat tumpeng dikirim ke ruang isolasi," ungkapnya.

Sebagai Kepala Puskesmas di Kecamatan Mojoanyar, dr Dani juga bertugas melakukan tracing setiap ada pasien baru COVID-19. Dia juga mempunyai pengalaman tak terlupakan saat tracing. Yakni harus merawat dua anak usia 3 dan 5 tahun karena orang tua mereka harus diisolasi. Bahkan, dia juga harus menghadapi keluarga pasien yang menolak ditracing.

"Untuk pemakaman dan rujuk pasien saya dan tim harus siaga 24 jam. Pemakaman saya turun ke lokasi, memastikan semuanya lancar sesuai prosedur," jelasnya.

Rupanya, dr Dani juga rajin membuat inovasi penanganan pandemi COVID-19. Sebelum ada warga Mojokerto yang terinfeksi virus Corona, dia sudah membentuk Satgas Siaga Melawan Corona (Satgas Simerona) pada Maret 2020.

Satgas ini melibatkan semua dokter, bidan, perawat dan petugas kebersihan di Puskesmas Gayaman. Padahal, saat itu belum dibentuk Satgas Penanganan COVID-19 di Kabupaten Mojokerto. Kasus Corona pertama di Mojoanyar baru 2 bulan setelah satgas itu dibentuk.

"Saat itu, saya pantau berita di Jakarta dan Surabaya ternyata penyebaran COVID-19 dahsyat. Saya yakin akan menjalar ke kota-kota kecil. Saya bentuk satgas, tugas kami pencegahan dan promotif. Melakukan penyuluhan keliling pakai ambulans puskesmas tentang bahaya Corona, edukasi prokes, penyemprotan disinfektan ke permukiman bersama polisi dan TNI," ujarnya.

Saat COVID-19 semakin meluas di Mojokerto, termasuk di Mojoanyar, dr Dani menjadikan Simerona menjadi program kerja Puskesmas Gayaman. Program Simerona meliputi tracing, membantu keluarga mengantar makanan dan keperluan lainnya ke pasien yang diisolasi di rumah sakit, blusukan untuk mengedukasi masyarakat, menjemput pasien, serta layanan konsultasi online 24 jam.

"Nama Simerona saya pilih karena satgas kan sifatnya harus siaga. Kemudian Merona idenya dari Jakarta zona merah, merah merona. Maka saya ambil Simerona. Supaya gampang diingat dan tidak menakutkan karena identik dengan keindahan," terangnya.

Kini kasus COVID-19 di Mojokerto sudah berkurang sehingga menjadi zona kuning. Sekolah tatap muka pun bakal digelar pada tahun ajaran baru Juli nanti. Lagi-lagi dr Dani membuat inovasi untuk menyiapkan pembelajaran tatap muka. Yaitu dengan mencetuskan program Generasi Siaga Melawan Corona (Gen Simerona).

"Karena sasaran kami anak-anak sekolah sebagai generasi bangsa, guru tak akan mampu mengawasi prokes dan kondisi siswa yang jumlahnya ratusan," cetusnya.

Melalui program ini, dr Dani bersama polisi dan TNI akan melatih 2 anak dari setiap kelas agar menjadi Satgas Cilik. Pelatihan menyasar siswa SD, SMP dan SMA. Satgas cilik akan diberi pengetahuan dan buku saku tentang COVID-19. Sejauh ini, sudah dua SMP yang menjadi percontohan Gen Simerona.

"Tugas mereka memantau kondisi kesehatan temannya, kalau ada keluhan kesehatan melapor ke guru supaya dibawa ke UKS. Kemudian guru lapor ke kami untuk kami tindaklajuti. Juga mengingatkan teman dan guru yang tidak mematuhi prokes," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.