Hobi jika ditekuni akan mendatangkan pundi-pundi cuan. Seperti yang konsisten dilakukan pemuda Blitar ini. Berawal dari hobinya pada vespa vintage yang menjadikannya kolektor sekaligus berjualan motor lawas.
Dalam dunia otomotif, vintage terbagi atas dua fase, yakni sebelum Perang Dunia II dan setelah Perang Dunia II. Fase sebelum Perang Dunia II mengacu pada motor yang diproduksi pada periode tahun 1919 hingga 1930. Sedangkan fase setelah Perang Dunia II mengacu pada motor yang diproduksi dari tahun 1946 hingga 1952. Namun secara umum sebuah motor kuno dapat disebut vintage jika sudah berusia minimal 40 tahun.
Seperti yang nampak berjajar di showroom milik Irfan Nur Fajar Nazirudin ini. Deretan motor vintage seperti Yamaha V80 produksi tahun 1982, Honda CB 100 produksi tahun 1974 dan Suzuki 100 produksi tahun 1971 rapi dipajang.
Ada juga motor retro, seperti Yamaha OX produksi 1990, Suzuki RC produksi 1993 dan Astrea 800 produksi tahun 1993. Walaupun ada yang berdebu dan karatan, namun mesinnya masih bisa dihidupkan semua.
Warga Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar ini mengoleksi motor-motor lawas itu sejak tahun 2016 lalu. Sampai hari ini, ada sebanyak 40 motor telah dikumpulkannya. Apakah sekedar koleksi atau ada tujuan lainnya ?
"Enggaklah. Saya tawarin online. Kalau harganya cocok, langsung kirim jadi cuan," tutur pemuda 26 tahun ini kepada detikcom, Minggu (18/4/2021).
Karena ditawarkan lewat online, tak heran pembelinyapun banyak dari luar Blitar. Seperti Surabaya, Yogya, Bandung bahkan luar Jawa. Irfan memanfaatkan jasa ekspedisi untuk proses pengirimannya ke seluruh Indonesia.
Simak juga 'Radio Kayu 'Vintage', Jadul Membawa Cuan!':
Sebelum menawarkan koleksinya, Irfan terlebih dahulu merestorasi beberapa bagian supaya mendekati orisinil. Karena kebanyakan, motor yang dia jual kurang lengkap onderdilnya. Dengan merestorasi, nilai jualnyapun bisa lebih tinggi. Namun kadang, ada beberapa calon pembeli yang punya style sendiri. Sehingga Irfan menyesuaikan dengan permintaan mereka.
"Harga per unit motor hasil restorasi ya bervariasi. Mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 7 juta. Tergantung kondisi dan jenis unitnya. Honda C 70 misalnya, itu harganya mencapai Rp 7 jutaan," kata lulusan SMK jurusan otomotif ini.
Cuanpun mengalir lancar. Dalam sebulan tak kurang Rp 20 juta bisa masuk ke rekeningnya. Uang itu kemudian diputar untuk dibelanjakan lagi spare part motor vintage atau berburu bahan motor lawas untuk direstorasi lagi.
Apa yang didapat Irfan sekarang adalah hasil upayanya sejak tahun 2012 silam. Dia awalnya sangat mencintai vespa klasik. Kesibukan mencari orderdil orisinal sampai spare part untuk melengkapi vespanya ini sempat ditentang orang tuanya. Namun Irfan bergeming dan menentukan sikap konsisten melanjutkan hobinya ini.
Dari komunitas pecinta motor lawas inilah, Irfan membaca peluang bisnis yang masih banyak peminatnya. Semula dia hanya menawarkan onderdil orisinil hasilnya berburu di pasar loak atau online. Lama kelamaan merambah ke motor bahan yang belum direstorasi. Hingga dia belajar merestorasi sendiri. Dan cuan pun mengalir yang berawal dari sikapnya mempertahankan hobi.
"Kalau kita mengerjakannya dengan rasa senang, laku mahal itu bonusnya saja," pungkas Irfan.