Gempa Malang di Antara Pagebluk Akan Berakhir dan Aktivitas Lempeng Indo Australia

Round-Up

Gempa Malang di Antara Pagebluk Akan Berakhir dan Aktivitas Lempeng Indo Australia

Tim Detikcom - detikNews
Sabtu, 17 Apr 2021 08:08 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tinjau lokasi terdampak gempa Malang. Ia minta posko pengungsian tersedia di banyak titik untuk jangkau masyarakat.
Salah satu rumah warga terdampak gempa Malang (Foto: Faiq Azmi/detikcom)
Surabaya -

Gempa berkekuatan M 6,1 terjadi di Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4). Gempa Malang ini juga terasa di 16 kabupaten/kota itu menewaskan 9 orang hingga ribuan bangunan mengalami kerusakan.

BMKG mencatat terjadi 13 kali rentetan gempa susulan pascagempa bumi berkekuatan 6,1 di perairan selatan Kabupaten Malang. Dari pengamatan BMKG, rentetan gempa Malang tersebut rata-rata merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo Australia.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Sawahan Nganjuk Chudori, mengatakan gempa susulan tersebut terjadi dengan magnitudo yang berbeda-beda. Antara M 2,8 hingga 5,3. Sedangkan kedalaman gempa antara 29 hingga 102 KM, dengan pusat gempa di laut Barat Daya Kabupaten Malang.

"Paling besar terjadi pada gempa susulan atau aftershock ke-9 yang berlangsung tanggal 11 April pukul 06.54 WIB, dengan magnitudo 5,3," kata Chudori saat dikonfirmasi, Rabu (14/4/2021).

Pihaknya merinci, pada hari pertama pascagempa besar di Malang selatan Sabtu (10/4/2021) terjadi tujuh kali gempa susulan. Dampak gempa ini dirasakan warga Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Banyuwangi, Ponorogo, Jember. Sedangkan Minggu (11/4/2021) terjadi tiga kali gempa, Senin (12/4/2021) satu kali gempa dan Selasa (13/4/2021) terjadi dua kali gempa susulan.

Pengamatan BMKG, rentetan gempa Malang ini rata-rata gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo Australia.

"Ini pertanda baik bahwa kondisi tektonik di pusat gempa sudah mulai stabil. Jadi (potensi) untuk terjadi gempa yang lebih besar itu kecil," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

Lihat Video "Malang Lagi-lagi Diguncang Gempa, Netizen: Stay Safe Semuanya":

[Gambas:Video 20detik]



Daryono memaparkan ada beberapa tipe gempa. Sedangkan gempa di Selatan Malang, disebut gempa tipe pertama.

"Di Malang berarti tipe gempanya tipe main shock, after shock. Itu berarti tipe ini munculnya kecil, diteruskan susulannya yang lebih kecil. Itu tipe pertama. Kalau tipe kedua, itu ada rangkaian gempa pembuka atau fore shock, kemudian muncul main shock baru after shock. Kalau di Malang ini tipe pertama tadi, tanpa ada gempa pembuka," papar Daryono.

Hal ini, lanjut Daryono, merupakan pertanda baik. Karena, gempa ini sudah minim after shock.

"Tapi kalau melihat tren gempa susulan ini, berarti ini gempa miskin after shock. Kita menyebutnya minim after shock. Kalau melihat tipe seperti ini merupakan pertanda baik," tambahnya.

Sementara dalam kearifan lokal masyarakat Jawa, fenomena alam seringkali dikaitkan dengan primbon. Termasuk gempa Malang yang disebut pertanda akan berakhirnya pagebluk atau wabah.

Seperti adanya gempa bumi atau Lindu di bulan penanggalan Jawa, Sabtu (10/4/2021). Yakni di bulan Ruwah dan terjadi pada siang hari menurut primbon akan berakhirnya pagebluk atau wabah seperti Corona saat ini.

"Pada akhirnya akan seperti itu (Berakhirnya pagebluk). Namun ada riak-riak menuju landai. Seperti sakit demam berdarah, menjelang sakit akan panas tinggi. Skema pelana kuda, menurut saya seperti itu," kata Ketua Penghayat Kepercayaan Blitar, Hari Langit kepada detikcom, Senin (12/4/2021).

Semua yang tergelar di alam, lanjut dia, merupakan kejadian sebab-akibat. Seperti penggundulan hutan yang menjadi pemicu timbulnya global warming. Kondisi ini menimbulkan cuaca ekstrem yang tidak bisa diprediksi.

Nah, riak-riak menuju berakhirnya pandemi ini bisa jadi jumlah kematian akibat Corona tinggi. Panen banyak yang gagal karena musim ekstrem, sehingga harga-harga pangan jadi mahal," paparnya.

Primbon, juga banyak dipelajari kalangan santri Nahdlatul Ulama (NU). Sebuah kitab dengan huruf Arab Pegon, yakni bahasa Jawa yang ditulis dalam aksara Arab juga menulis fenomena itu. Bunyinya seperti ini:

"Lamun ono lindu wulan sya'ban rahina alamat akeh wong mati lan sembarang larang. Lamuno ono lindu wulan Ramadhan rahina alamat akeh wong sulat dadi tukaran. Lamun lindu Ramadhan wengi alamat akeh wong ngalih".

"(Ketika ada gempa bulan Syaban pada siang hari pertanda banyak orang mati dan pangan mahal. Jika ada gempa bumi bulan Ramadhan siang hari pertanda banyak orang bertengkar. Jika ada gempa bulan Ramadhan malam hari pertanda banyak orang berpindah)".

Hari Langit menyebut, primbon merupakan ilmu titen-titen. Atau hasil pengamatan tanda-tanda yang terjadi pada alam. Ilmu ini, diperoleh seseorang yang mengasah kepekaannya pada tanda-tanda alam. Melalui olah rasa (bathin) dan olah pikir. Dalam terminologi Jawa disebut Among Roso.

Pada zaman dulu, orang-orang itu rajin mencatat dan bersifat sangat lokal. Bagaimana orang bisa membaca tanda-tanda zaman. Jadi antara mikro kosmos dan makro kosmos bisa menyatu. Sehingga gelombang dan getaran yang dipancarkan alam, bisa diterima dan diterjemahkan secara rasional.

Sekretaris MUI Kabupaten Blitar, Jamil Mashadi mengatakan, primbon adalah semacam karya ilmiah namun bukan menjadi rujukan di dalam hukum Fiqih. Para ulama sepuh dulu, menggabungkan beberapa ilmu Fiqih, Tasawuf dan menandai simbol alam (niteni). Sehingga punya ketajaman dan kepekaan rasa untuk bisa menyampaikan tanda-tanda yang terjadi pada alam.

"Itu juga tidak pasti. Tapi itu merupakan hasil olah batin karena ketajaman dan kepekaan pada simbol atau tanda-tanda alam. Semua yang terjadi di alam dan isinya, atas kehendak Allah SWT," ucap Jamil.

Halaman 2 dari 3
(hil/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.