Gempa susulan ini terjadi dengan magnitudo yang berbeda-beda, antara M 2,8 hingga M 5,3. Sedangkan kedalaman gempa antara 29 hingga 102 KM, dengan pusat gempa di laut Barat Daya Kabupaten Malang. Pengamatan BMKG, rentetan gempa Malang ini rata-rata gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo Australia.
"Ini pertanda baik bahwa kondisi tektonik di pusat gempa sudah mulai stabil. Jadi (potensi) untuk terjadi gempa yang lebih besar itu kecil," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono kepada detikcom di Surabaya, Rabu (14/4/2021).
Daryono memaparkan ada beberapa tipe gempa. Sedangkan gempa di Selatan Malang, disebut gempa tipe pertama.
"Di Malang berarti tipe gempanya tipe main shock, after shock. Itu berarti tipe ini munculnya kecil, diteruskan susulannya yang lebih kecil. Itu tipe pertama. Kalau tipe kedua, itu ada rangkaian gempa pembuka atau fore shock, kemudian muncul main shock baru after shock. Kalau di Malang ini tipe pertama tadi, tanpa ada gempa pembuka," papar Daryono.
Hal ini, lanjut Daryono, merupakan pertanda baik. Karena, gempa ini sudah minim after shock.
"Tapi kalau melihat tren gempa susulan ini, berarti ini gempa miskin after shock. Kita menyebutnya minim after shock. Kalau melihat tipe seperti ini merupakan pertanda baik," pungkasnya.
Sebelumnya, hari pertama pascagempa besar di Malang selatan Sabtu (10/4/2021) terjadi tujuh kali gempa susulan. Dampak gempa Malang ini dirasakan warga Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Banyuwangi, Ponorogo, Jember.
Sedangkan Minggu (11/4/2021) terjadi tiga kali gempa, Senin (12/4/2021) satu kali gempa dan Selasa (13/4/2021) terjadi dua kali gempa susulan. Rentetan gempa susulan dengan kekuatan di bawah gempa utama merupakan hal yang biasa terjadi. Namun tidak semua gempa besar selalu disertai dengan gempa susulan.
Simak Video: Malang Lagi-lagi Diguncang Gempa, Netizen: Stay Safe Semuanya
(hil/fat)